Surabaya (ANTARA) - Ketua Umum IKA Universitas Airlangga Surabaya Khofifah Indar Parawansa bersama Rektor Unair Prof. Dr. Moh. Nasih bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, untuk menyerahkan konsep dan pemikiran tentang Indonesia Maju 2034.

"Alhamdulillah, sore ini kami diterima langsung oleh Bapak Presiden Jokowi. Dalam kesempatan ini, Rektor Unair Prof. Nasih menyerahkan langsung buku konsep dan pemikiran Unair menuju Indonesia Maju 2034, yang merupakan percepatan Indonesia Emas 2045," kata Khofifah dalam keterangan diterima di Surabaya, Selasa malam.

Khofifah menyampaikan bahwa konsep ini sudah sempat dibedah bersama sejumlah tokoh akademisi, pakar ekonomi, pakar pendidikan, dan juga sejumlah pakar di masing-masing bidang untuk menguatkan konsep menjadi lebih komprehensif. Bedah konsep itu sempat dilakukan di Jakarta.

Tidak hanya itu, beberapa waktu yang lalu, konsep ini juga sudah dipresentasikan pada pasangan Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka oleh tim lengkap dari Universitas Airlangga.

"Sejatinya konsep ini adalah tugas dari Presiden Jokowi saat menjelang pertemuan Forum Rektor se-Indonesia di Surabaya beberapa waktu yang lalu. Yang mana diharapkan ada konsep mempercepat pencapaian Indonesia Emas 2045. Dan inilah jawaban dari tugas tersebut," ucapnya.

Di dalam konsep yang diserahkan pada Presiden Jokowi hari ini, terdapat sejumlah langkah-langkah strategis yang bisa dilakukan bersama-sama untuk percepatan Indonesia Maju di tahun 2034. Seperti pendapatan per kapita masyarakat minimal 13 ribu Dolar AS. Sementara diketahui saat ini Indonesia ada di posisi 5 ribu dolar AS.

Tidak hanya itu, untuk mencapai negara maju, angka penduduk miskin paling banyak harus 2 persen. Dan pertumbuhan ekonominya minimal 9 persen. Begitu juga yang dilihat adalah komponen IPM, harus didongkrak hingga masuk dalam range negara maju minimal 85.

Baca juga: Kunjungan Jokowi diharapkan beri motivasi upaya penurunan stunting di Jabar

Selain itu juga dilihat dari pertumbuhan investasi, tingkat pengangguran yang harus di range 3 persen, dan harus terjadi peningkatan investasi yang signifikan.

Untuk bisa mendongkrak capaian indikator-indikator tersebut setara dengan negara maju, maka akar masalahnya harus dijawab. Di mana akar masalahnya salah satunya adalah pendidikan.

Jika kualitas pendidikan bisa ditingkatkan maka indikator-indikator yang Indonesia masih lemah akan bisa tercapai dan bisa masuk dalam status Indonesia maju. Dengan peningkatan pendidikan kesejahteraan bersama bisa dicapai. Kemiskinan bisa diturunkan, dan masyarakat bisa diungkit.

Persoalan utama dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia adalah masalah aksesibilitas, sarana dan prasarana dan juga pemerataan. Dalam meningkatkan kualitas pendidikan, yang paling penting adalah meningkatkan kualitas tenaga pendidiknya. Kualitas dan standar kapasitas guru harus ditingkatkan.

Begitu juga di perguruan tinggi, dalam konsep ini juga ditekankan tentang jumlah lulusan SMA sederajat harus didorong untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi. Saat ini rerata lama belajar siswa di Indonesia baru di angka 8,9 tahun. Artinya banyak yang SMP saja tidak lulus.

"Insya Allah konsep yang diserahkan pada Presiden Jokowi ini sangat kualitatif dan komprehensif. Bahkan sangat mitigatif dan futuristik. Ini adalah terobosan yang harus kita lakukan bersama untuk mewujudkan Indonesia Maju di tahun 2034,” ujar Khofifah.

Baca juga: Presiden Jokowi puji penanganan stunting di Kota Bogor

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Triono Subagyo
COPYRIGHT © ANTARA 2024