Jakarta (ANTARA News) - Imbas banjir yang melanda sejumlah kawasan di Jabodetabek sejak Jumat (17/1) malam, para pelaku industri mengaku telah mengalami kerugian mencapai puluhan miliar.

"Kami taksir, sejak Jumat (17/1) kerugiannya mencapai puluhan miliar. Kerugian itu disebabkan target produksi yang tidak tercapai dan kendala distribusi bahan baku maupun barang jadi," kata Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Sanny Iskandar yang dihubungi Antara News, dari Jakarta, Senin.

Sanny menjelaskan target produksi tidak tercapai lantaran tidak sedikit karyawan pabrik yang rumahnya kebanjiran sehingga tidak bisa masuk kerja. Buruh yang tidak kebanjiran pun sulit mengakses jalan menuju pabrik.

Sedangkan gangguan distribusi, disebabkan banjir yang terjadi di jalur-jalur menuju pabrik dan pelabuhan mengganggu pasokan bahan baku dan barang jadi.

"Distribusi barang jadi ke Pelabuhan Tanjung Priok terganggu, begitu juga pasokan bahan baku dari pelabuhan ke kawasan industri juga terganggu, karena banjir kan ada di sekitar Tangerang, Jakarta, Marunda, Bekasi, Cikarang, Karawang," ujar dia.

Akibat distribusi yang terganggu pelaku industri juga menerima komplain dari sejumlah konsumen, karena barang terlambat dikirim, atau target produksi yang tidak sesuai.

Menurut Sanny, saat ini total anggota HKI di seluruh Indonesia sebanyak 62 pelaku industri. Sebanyak 20 pelaku di antaranya tersebar di Jabodetabek.

"Para anggota HKI di Jabodetabek praktis terkena imbas banjir seluruhnya. Memang tidak ada laporan pabrik yang kebanjiran, tapi seperti saya bilang, distribusi dan target produksi terganggu," kata dia.

Akibat banjir ini, menurut Sanny, pelaku industri tidak mengharapkan insentif apapun dari pemerintah. Dia hanya mengharapkan pemerintah benar-benar bisa menyelesaikan masalah banjir dengan tindakan-tindakan antisipasi seperti tegas melarang pembangunan rumah di bantaran kali dan segera mengeruk sungai-sungai yang mengalami pendangkalan.

Pewarta: Rangga
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2014