Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar RI di Washington D.C. bekerja sama dengan Library of Congress (LoC), pada Kamis (6/6) menggelar pameran berbagai koleksi langka Indonesia di Capitol Hill untuk merayakan 75 tahun hubungan Indonesia-Amerika Serikat.

Acara tersebut mengangkat peran penting LoC dalam membangun pemahaman masyarakat AS tentang Indonesia dan pertumbuhan hubungan antara kedua negara.

"Hal ini menjadi bukti peran LoC dalam memperkenalkan berbagai materi Indonesia kepada publik AS, melalui berbagai macam koleksi dari buku, peta, cetakan berseri, advertorial, rekaman suara, dan lain-lain," kata Direktur Koleksi Umum dan Internasional-LoC Eugene Flanagan, menurut rilis pers KBRI Washington yang diterima di Jakarta, Rabu.

Flanagan menegaskan bahwa pameran tersebut mencerminkan hubungan panjang antara LoC dan Indonesia.

Ia juga menambahkan bahwa LoC bertanggung jawab untuk memantau dan membuat katalog judul-judul Indonesia yang bukan hanya untuk kebutuhan perpustakaan, tetapi juga untuk banyak institusi akademik di AS.

Sementara itu, Kuasa Usaha Ad-Interim (KUAI) KBRI Washington, D.C., Ida Bagus Made (Sade) Bimantara menyampaikan apresiasi kepada LoC atas kurasi koleksi Indonesia yang dipamerkan kepada masyarakat umum.

Ia juga menggarisbawahi nilai dan prinsip dasar yang telah mempererat hubungan Indonesia dan AS dari waktu ke waktu.

“Indonesia selama ini aktif mengedepankan prinsip demokrasi yang menekankan pentingnya pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Pengabdian nilai-nilai demokrasi ini adalah salah satu fondasi kuat hubungan Indonesia dan Amerika Serikat," katanya.

Baca juga: AS-RI perkuat komitmen kerja sama atasi tantangan di abad ke-21

Adapun Sara Matthews, yang merupakan Direktur Kantor Pers dan Diplomasi Publik, Biro Urusan Asia Timur dan Pasifik, Kantor Pers dan Diplomasi Publik, Kemlu AS, menyampaikan komitmen kementerian tersebut untuk terus membina hubungan masyarakat kedua negara sebagai landasan persahabatan yang kuat.

Ia juga menegaskan kembali komitmen Kemlu AS untuk memastikan kerja samanya dengan Indonesia guna mengatasi tantangan-tantangan baru yang akan dihadapi di abad ke-21.

"Kita berhutang budi pada diri kita sendiri di masa depan, kepada anak-anak kita, dan kepada keluarga kita agar kita dapat mewujudkan komitmen tersebut dengan lebih baik bagi generasi masa depan kita."

Sementara itu, para pengunjung disebutkan tampak antusias melihat dan berinteraksi dengan koleksi pilihan Indonesia yang tergolong langka di pameran itu.

Beberapa koleksi Indonesia yang dipamerkan antara lain salinan Babad Tanah Jawi (1861), surat yang ditulis oleh seorang Sultanah asal Bugis yang diperoleh pada Ekspedisi Wilkes (1838-1842), serta naskah-naskah Batak yang ditulis di atas daun kulit kayu pada 1870/1990.

Pameran lainnya juga mencakup karya bergambar Miguel Covarrubias, seorang pelukis dan antropolog kelahiran Meksiko, yang menggambarkan budaya Bali, serta buku-buku terbitan Yayasan Lontar.

Pameran tersebut dihadiri lebih dari 100 pengunjung dan tamu, termasuk perwakilan Kongres, akademisi dan peneliti. Acara itu juga diramaikan dengan penampilan tari Golek Sri Rejeki oleh kelompok Santi Budaya, serta hidangan khas Indonesia dari Restoran Indonesia Artha Rini.

Baca juga: Indonesia dan Amerika Serikat jajaki kerja sama pengembangan AI

Pewarta: Katriana
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2024