Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) memaparkan tren tantangan kesehatan ibu dan neonatus secara nasional melalui Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023.
 
Kepala BKPK Kemenkes RI Syarifah Liza Munira menerangkan hasil survei pihaknya menyimpulkan tiga dari 10 ibu hamil masih mengalami anemia, sementara dua dari 10 ibu hamil masih mengalami kekurangan energi kronik (KEK).
 
“Sebagaimana diketahui, malnutrisi pada ibu hamil ini bisa menyebabkan komplikasi pada kehamilan juga berpengaruh tentunya pada kondisi bayinya saat lahir. Data dari SKI 2023 menunjukkan tiga dari 10 ibu hamil itu mengalami anemia, sedangkan dua dari 10 ibu hamil mengalami kekurangan energi kronik,” kata Syarifah Liza di Jakarta pada Rabu.
 
Lebih lanjut ia menerangkan hasil SKI 2023 juga menyimpulkan faktor resiko tertinggi dari kematian neonatus sekaligus faktor yang menentukan stunting ialah angka berat bayi baru lahir.
 
Ia menerangkan berat badan bayi memiliki korelasi kuat sebesar 71-86 persen terhadap kondisi stunting, sementara panjang badan lahir memiliki korelasi 5-63 persen berdasarkan metode Structural Equation Modelling (SEM)- unstandardized coefficient.
 
Adapun angka bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) di Indonesia masih sebesar 6,1 persen dengan kelahiran prematur sebesar 11,1 persen.
 
Bayi dengan kondisi BBLR tersebut lahir dengan berat kurang dari atas sama dengan 2,5 kg dengan panjang badan lahir kurang dari atau sama dengan 48 cm.
 
“Jadi dari besaran persen itu kalau diterjemahkan secara sederhana, sekitar 1 dari 10 anak lahir prematur secara rata-rata di Indonesia,” imbuhnya.
 
Oleh karena itu, pihaknya menyarankan agar bayi yang lahir dengan kondisi BBLR dan prematur mendapatkan asupan makanan ASI eksklusif dan MPASI kaya protein serta cakupan imunisasi dasar yang lengkap agar mencegah status menjadi balita stunting.
 
“Jika tidak terpenuhi ketiga kondisi ini, balita sangat rentan untuk mengalami wasting dan underweight yang kemudian dapat berlanjut ke dalam kondisi stunting, jadi bapak ibu sekalian ini kita mesti cegah sebelum stunting terjadi,” tegasnya.

Baca juga: Presiden sebut pentingnya konsolidasi guna turunkan angka stunting

Baca juga: Presiden Jokowi puji penanganan stunting di Kota Bogor

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Riza Mulyadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024