Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan Indonesia memiliki potensi besar terkait dengan pengembangan rumput laut, antara lain untuk sektor pangan, kesehatan, kosmetik, dan energi.
 
Kepala Pusat Riset Oseanografi BRIN Udhi Eko Hernawan mengatakan ada ratusan spesies rumput laut yang hidup di Indonesia, namun pemanfaatan masih sedikit.
 
"Rumput laut yang sudah dimanfaatkan untuk budi daya tidak sampai 10 spesies," ujarnya saat ditemui di Gedung BJ Habibie BRIN di Jakarta, Kamis.
 
Ia mengatakan kendala ilmu pengetahuan dan teknologi membuat komoditas rumput laut kurang populer, baik di kalangan masyarakat maupun industri.

Baca juga: Laboratorium rumput laut Wakatobi bantu penuhi ketersediaan bibit
 
Selain itu, penelitian di bidang eksplorasi rumput laut juga tidak banyak di Indonesia. Kondisi ini berkelindan dengan pemanfaatan rumput laut.
 
"Dari sisi jumlah ada ratusan dan dari sisi laut tempatnya sangat luas. Artinya, tinggal bagaimana kita menggali pengetahuan dan teknologi untuk bisa dioptimalkan," kata Udhi.
 
Kementerian Kelautan dan Perikanan mengidentifikasi jumlah keanekaragaman jenis rumput laut di Indonesia mencapai 911 spesies, 268 marga, dan 89 familia dari 8.000 spesies di seluruh dunia.
 
Salah satu jenis rumput laut yang dibudidayakan di Indonesia adalah Eucheuma cottoni yang dikembangkan dengan teknologi kultur jaringan.
 
Menurut Badan Pusat Statistik, daerah penghasil rumput laut terbanyak, yakni Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, dan Nusa Tenggara Barat.

Baca juga: Indonesia luncurkan pusat penelitian rumput laut internasional
Baca juga: LIPI kembangkan pangan rumput laut dan teh cegah stunting dan obesitas

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: M. Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024