Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kulit di RSUD Kebayoran Baru dr. Erika Nurhandayani, Sp.DV menyarankan masyarakat di Jakarta mengoleskan tabir surya pada kulit setidaknya minimal tiga kali dalam sehari guna melindungi kulit dari risiko kanker kulit.

"Minimal (pakai tabir surya) saat pagi, lalu siang, atau usai wudhu diulang lagi. Lalu, saat jam pulang kerja, rata-rata jam 16.00 (masih ada matahari), diulang lagi. Minimal sekali tiga kali (pakai)," ujar dia dalam acara daring yang diadakan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Kamis.

Namun, bagi orang yang terkena sinar matahari lebih intens daripada kebanyakan lainnya, Erika menyarankan untuk memakai tabir surya setiap tiga hingga empat jam sekali.

Jumlah tabir surya yang dioles pun sebanyak dua ruas jari tangan dan merujuk penelitian, jumlah ini cukup untuk satu luas wajah.

Kemudian, terkait tabir surya dalam bentuk semprot atau spray, ini sebaiknya hanya untuk pengulangan terutama bagi wanita yang mengenakan riasan wajah.

"Susah kalau harus ulang riasan dari awal lagi. Daripada enggak pakai sama sekali, diulang pakai yang spray saja," kata dia yang membebaskan masyarakat memilih tabir surya dalam bentuk losion atau krim.

Dia mengatakan keringat dapat menghapus tabir surya yang sudah dikenakan sehingga inilah alasan orang-orang disarankan mengulang pemakaian tabir surya, demi mencegah paparan sinar ultraviolet (UV) A maupun B yang berlebihan dan merusak kulit.

Paparan sinar UV berpotensi merusak kulit dan menyebabkan kanker kulit. Menurut data Globocan 2020, angka kasus kanker kulit di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 18.000 dengan angka kematian sekitar 3.000.

Erika menambahkan tabir surya merupakan salah satu dari tiga produk perawatan kulit dasar harian, selain pembersih wajah dan pelembap yang disarankan bagi masyarakat.

"Bahan-bahan lain yang bisa dipakai itu sesuai dengan kondisi kulit yang dihadapi masing-masing orang," demikian kata Erika.
Baca juga: Jakarta Timur bebas penyakit kulit dan kaki gajah
Baca juga: Dokter ingatkan masyarakat kenali tahi lalat sehat dan indikasi kanker
Baca juga: Suhu panas Jabodetabek akibat pergerakan matahari ke utara

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ganet Dirgantara
COPYRIGHT © ANTARA 2024