Jakarta (ANTARA News) - Kemandirian persenjataan dan teknologi roket terus diwujudkan, sejalan penandatanganan nota kesepahaman LAPAN dan TNI AD, di Jakarta, Selasa, antara Kepala LAPAN, Bambang Tedjakusuma, dan Kepala Staf TNI AD, Jenderal TNI Budiman. 

"Beberapa kemampuan LAPAN nanti akan kami manfaatkan untuk kepentingan TNI AD," kata KSAD Budiman. Di antara kerja sama itu, pengembangan peluru kendali dan teknologi penginderaan jarak jauh, yang akan dimanfaatkan juga oleh Dinas Topografi TNI AD. 

Selain itu teknologi penerbangan roket, sains antariksa, sains atmosfir, dan teknologi UAV, yang memerlukan penguasaan penginderaan jarak jauh, kendali, dan aerodinamika. 

Disepakati TNI AD akan mengucurkan dana riset dan pengembangan hingga Rp3,5 miliar.

Dia menjelaskan teknologi penginderaan jarak jauh yang dimiliki LAPAN dapat membantu TNI dalam kepentingan survei dan mapping, intelijen geospacial dan monitoring pengamanan wilayah. TNI AD telah mewacanakan mengerahkan UAV untuk mengawasi garis perbatasan negara. 

Untuk teknologi roket, sebetulnya Indonesia negara pertama di belahan selatan Bumi alias negara dunia ketiga yang mampu menguasai teknologi ini. 

Namun capaian sejak dasawarsa '60-an itu tidak dipedulikan secara serius oleh rezim pemerintahan Orde Baru, sehingga Indonesia kini bukan negara pemimpin teknologi ini. 

Tejasukma mengatakan, kerja sama dengan TNI AD akan fokus pada pengembangan metoda dan membuat prototipe, yang nanti diproduksi perusahaan di sektor industri pertahanan.

Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2014