Jakarta (ANTARA) - Perwakilan UNICEF Indonesia Muhammad Zainal mengatakan pemutakhiran data pokok pendidikan (Dapodik) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi bisa dipakai untuk memantau kondisi water, sanitation and hygiene (WASH/air, sanitasi dan kebersihan) di sekolah.

"Dapodik ini merupakan suatu alat monitoring yang bisa memantau bagaimana kondisi sanitasi air dan juga kebersihan di masing-masing sekolah," kata Zainal saat acara peluncuran kampanye aksi "Generasi Bersih Sehat" Wings for UNICEF di Jakarta, Kamis.

Dapodik merupakan salah satu sistem yang disediakan oleh pemerintah sebagai basis data di satuan pendidikan. 

Pemerintah di tingkat pusat dapat memotret kualitas layanan pendidikan melalui data yang tersedia di aplikasi Dapodik, termasuk yang berkaitan dengan sanitasi sekolah Dana Alokasi Khusus (DAK) Sanitasi.

Baca juga: Dion Wiyoko ajak orang tua ikut aksi sanitasi lingkungan di sekolah

Berdasarkan data Profil Sanitasi Sekolah tahun 2022, 71 persen satuan pendidikan atau setara dengan 27 juta anak di Indonesia berada pada layanan WASH terbatas, dan hanya 28 persen yang mencapai layanan WASH dasar. Zainal menilai pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memperbaiki profsil sanitasi sekolah.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah menyusun peta jalan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan 2030.

Zainal menilai upaya pemerintah untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan tersebut perlu dukungan dari berbagai pihak, termasuk dunia usaha, komunitas maupun individu yang terkait.

Baca juga: Kemendikbudristek: Banyak sekolah memerlukan sanitasi yang baik

Baca juga: Bappenas: Praktik penyusunan sanitasi sekolah perlu dikembangkan

​​​​​​​
Baca juga: UNICEF: Gerakan Sekolah Sehat berdampak pada kesejahteraan anak

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Natisha Andarningtyas
COPYRIGHT © ANTARA 2024