Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kota Lhokseumawe, Aceh, melakukan penanganan dan pencegahan anak stunting di daerah itu melalui intervensi dari Rumah Gizi Gampong guna memberi masa depan anak yang lebih cerah, sehat, dan berprestasi.

Penjabat Wali Kota Lhokseumawe A Hanan, di Lhokseumawe, Kamis, mengatakan Rumah Gizi Gampong (RGG) tersebut merupakan bukti nyata komitmen dan langkah konkret pemerintah dalam menanggulangi stunting di tengah masyarakat.

“RGG diharapkan dapat menjadi pusat edukasi dan pelayanan gizi bagi ibu hamil, menyusui, dan anak balita, serta menjadi model bagi gampong-gampong lainnya,” katanya saat meluncurkan RGG di Gampong (Desa) Hagu Barat Laut, Kota Lhokseumawe.

Baca juga: Lhokseumawe adopsi aplikasi pencegahan stunting milik Sumedang

Ia menjelaskan stunting merupakan masalah yang sangat serius pada anak-anak sehingga membutuhkan perhatian bersama dalam penanggulangannya. Dampak stunting tidak hanya pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga pada perkembangan otak dan kecerdasannya.

Data Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, kata dia, menunjukkan masih terdapat sebanyak 757 balita yang mengalami stunting di Lhokseumawe, meskipun prevalensi turun dari tahun ke tahun.

Menurut dia, pengalaman dari Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Lhokseumawe telah mengalami penurunan yang signifikan, menjadi yang terendah kedua di Aceh.

“Ini merupakan hasil dari kerja keras dan komitmen semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat,” ujarnya.

Baca juga: Pemkab Aceh Tengah gencar atasi stunting lewat program Dashat

Kendati demikian, lanjut Hanan, upaya pencegahan dan penanganan stunting harus tetap dilakukan secara berkelanjutan.

Untuk itu, berbagai program seperti program Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS), pembentukan Rumah Gizi Gampong, dan kegiatan pendampingan tim pendamping keluarga (TPK) menjadi fokus utama.

Hanan mengajak semua pihak untuk berdiskusi, berbagi informasi, dan merumuskan langkah-langkah strategis ke depan dalam menanggulangi stunting. Identifikasi masalah, penentuan prioritas, dan pengawasan yang berkelanjutan menjadi kunci penanggulangan stunting.

Baca juga: Aceh Besar jadikan TPK garda terdepan turunkan stunting

“Semua elemen masyarakat harus bersatu dalam memerangi stunting, memberikan anak-anak masa depan yang lebih cerah, sehat, dan berprestasi. Dengan tekad bersama diharapkan masalah stunting dapat diatasi dan terwujudnya generasi muda yang berkualitas,” ujarnya.

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024