Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) siap menghadapi musim kemarau di sembilan kabupaten dan kota di wilayah itu.

Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah NTB, Ibnu Salim, mengakui bahwa saat ini pemerintah provinsi bersama pemerintah kabupaten/kota sudah siap dengan langkah antisipasi terkait dampak kekeringan.

"Antisipasi dampak pergantian musim, kami sudah melakukan rapat koordinasi bersama kabupaten/kota. Di mana yang perlu diantisipasi ini selain kebakaran hutan, juga dampak kekeringan menjadi prioritas utama, salah satunya dengan rekayasa cuaca," ujarnya di Mataram, Kamis.

Ia menyampaikan, dalam upaya menekan dampak kekeringan ini tetap harus memperhatikan langkah-langkah pencegahan. Terutama, langkah permanen apa menyelesaikan kekeringan.

"Selain dukungan anggaran, pencegahan atau mitigasi harus dilakukan terus menerus untuk mengurangi risiko bencana. Seperti pembuatan sumur bor dan sumber air lebih awal," katanya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, Ahmadi, mengakui sembilan kabupaten dan kota di NTB ini selalu menjadi langganan kekeringan, kecuali Kota Mataram.

Sembilan kabupaten/kota itu yakni Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Barat, Lombok Utara, Sumbawa Barat, Sumbawa, Dompu, Bima dan Kota Bima.

"Tahun lalu itu, dampaknya sekitar 571 ribu warga yang mengalami kekurangan air bersih," ujarnya.

Menurut dia, jika El-Nino kembali terjadi diperkirakan jumlah warga terdampak akan meningkat dibanding tahun lalu.

"Tapi, itu bisa kami atasi dengan melakukan pendistribusian air bersih. Cuman kendala kita itu adalah kebutuhan anggaran," terang Ahmadi.

Disinggung terkait berapa kebutuhan anggaran yang perlu dipersiapkan, Ahmadi mengaku belum berkomunikasi dengan BPKAD.

"Kami harapkan bisa lebih optimal dari tahun lalu. Tapi kami juga tidak bisa memaksa, karena tergantung anggaran daerah, apalagi ini tahun politik," katanya.

Sekretaris BPBD NTB, Ahmad Yani, mengatakan, mengantisipasi dampak kekeringan pada tahun ini pihaknya telah menyiapkan 200 unit tanki air per kabupaten/kota.

Selain menyiapkan mobil tangki air, pihaknya juga sedang membahas rekayasa cuaca di delapan zona merah kekeringan di NTB.

"Delapan zona merah itu selain Lombok Utara dan Dompu sedangkan kekeringan potensinya di selatan Lombok Timur menuju Pulau Sumbawa," katanya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan berdasarkan monitoring, analisis, dan prediksi curah hujan dasarian, terdapat indikasi kekeringan meteorologis di sebagian wilayah NTB.

Dampak dari kejadian hari kering berturut-turut dengan indikator hari tanpa hujan dengan potensi Siaga dan Waspada terjadi di antaranya level siaga di Kabupaten Bima di Kecamatan Wawo, Kabupaten Sumbawa di Kecamatan Lape dan Moyohilir.

Kemudian level Waspada di Kabupaten Dompu di Kecamatan Pajo, Kabupaten Bima di Kecamatan Belo, Bolo, Lambitu, Lambu, Madapangga, Monta, Palibelo, Sape dan Woha.

Kabupaten Lombok Timur yakni di Kecamatan Pringgabaya, Kecamatan Sambelia dan Kecamatan Suela. Kabupaten Sumbawa di Kecamatan Labuhan Badas, Moyo Utara, Rhee, Sumbawa, Unter Iwes dan Utan.

Baca juga: BMKG: Delapan daerah di NTB berpotensi siaga kekeringan

Baca juga: Pemkab Sumba Timur salurkan bantuan alsintan untuk atasi kekeringan

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Riza Mulyadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024