Jakarta (ANTARA News) - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI), Selasa, memutuskan menurunkan suku bunga BI (BI Rate) sebesar 50 basis poin dari 11,75 persen menjadi 11,25 persen. Direktur Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat Bank Indonesia (BI), Budi Mulya, mengatakan keputusan penurunan BI-rate ini diambil berdasarkan evaluasi kondisi makro ekonomi, hasil survey ekspektasi konsumen dan produsen, serta prospek ekonomi moneter dalam dan luar negeri. Rapat Dewan Gubernur juga menyatakan bahwa keputusan penurunan BI-rate didasarkan pada membaiknya indikator ekonomi makro, seperti yang diperkirakan pada awal semester kedua tahun ini. Hal ini terindikasi, lanjut Budi Mulya, dari lebih tingginya angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua 2006 dan menguatnya optimisme terhadap perbaikan perekonomian. BI juga melihat kestabilan makro ekonomi masih tetap terjaga yang tercermin dari nilai tukar rupiah yang stabil, dengan kecenderungan menguat serta inflasi yang terjaga. Menurut Budi Mulya, pada Agustus 2006 nilai tukar rata-rata tercatat Rp9.094 per dolar AS dengan tingkat volatilitas yang menurun. Kondisi kestabilan ekonomi, menurutnya, juga diperkuat oleh terjaganya inflasi yang masih dalam trend menurun dan pada Agustus 2006 tercatat 0,33 persen (MoM) atau 14,90 persen (YoY). Rapat Dewan Gubernur juga menyimpulkan bahwa kebijakan BI menurunkan BI-rate selama ini telah direspon positif oleh pelaku ekonomi. Di sektor keuangan, lanjutnya, penurunan BI-rate direspon perbankan dengan menurunkan suku bunga dana dan suku bunga kredit yang diikuti meningkatnya penyaluran kredit. BI mencatat pertumbuhan kredit per Agustus menunjukan angka di atas Rp10 triliun. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006