Tanjungpinang (ANTARA) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) meraih penghargaan berkinerja terbaik di kawasan Sumatera pada ajang TPID Award 2024.

Penghargaan diserahkan langsung Presiden Joko Widodo kepada Gubernur Kepri Ansar Ahmad di Istana Negara, Jakarta, Jum'at (14/6).

"Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada TPID Kepri yang berhasil mengendalikan inflasi sehingga dapat meraih penghargaan ini," kata Gubernur Ansar usai menerima penghargaan melalui siaran pers di Tanjungpinang, Jum'at.

Ansar menyebut ada beberapa langkah yang dilakukan dalam mengendalikan inflasi, di antaranya stabilisasi harga melalui gerakan pangan murah bekerja sama dengan badan pangan nasional atau bapanas, pemerintah kabupaten/kota serta distributor bahan pokok.

Gerakan pangan ini menjual aneka bahan pangan dengan harga lebih terjangkau atau di bawah harga pasaran. Misalnya harga cabai merah di pasaran sekitar Rp63 ribu per kilogram, sementara di pasar murah seharga Rp56 ribu per kilogram.

"Gerakan pangan murah terbukti ampuh menjaga stabilisasi harga bahan pangan dan inflasi," ucap Ansar.

Berikutnya, kata dia, Pemprov Kepri juga telah meluncurkan gerakan tanam cabai bagi pegawai di lingkungan Pemprov Kepri. Total ada 70 ribu bibit cabai yang dibagikan kepada para pegawai untuk ditanam di rumah masing-masing.

Penanaman cabai diharapkan dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga tanpa ketergantungan dengan pasokan cabai di pasaran. Apalagi Kepri bukan daerah penghasil pertanian, sehingga kebutuhan cabai dipasok dari luar daerah.

"Cabai jadi salah satu penyumbang inflasi, maka itu kita galakkan gerakan tanam cabai demi mengendalikan inflasi di Kepri," ucap Ansar.

Sementara, Presiden Joko Widodo dalam arahannya menyebut angka Inflasi pada kuartal satu tahun 2024 yang hanya berada pada angka 2,84 persen merupakan salah satu yang terbaik di dunia.

Menurut Jokowi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada periode yang sama 10 tahun lalu, laju inflasi sekarang ini sangat terkendali.

"Kalau kita ingat di tahun 9-10 tahun yang lalu inflasi kita masih berada di angka 9,6 persen dan atas usaha keras kita sekali lagi berada di angka 2,84," katanya.

Presiden menyebut pengendalian laju inflasi menjadi sangat penting, karena apabila angka inflasi lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi maka dampaknya akan dirasakan masyarakat.

Ia mencontohkan begitu inflasi naik misalnya 9,6 persen, sementara pertumbuhan ekonomi kita di angka 5 persen, maka masyarakat akan merasakan dampak yang berat.

"Sekarang inflasinya 2,84, dan pertumbuhan ekonominya 5,11 persen. Ini segar, segar kalau seperti ini. Tapi kita harus tetap waspada, hati-hati tidak boleh lengah," ucap Presiden.

Pada ajang TPID 2024, TPID Kepri mengalahkan nominator lain di wilayah Sumatera, yakni TPID Aceh dan Sumatera Barat dengan strategi penanggulangan inflasi cabai merah segar di Kepri.

Baca juga: TPID Kepri berupaya perkuatan sinergitas guna penuhi kebutuhan pangan
Baca juga: TPID Kepri waspadai inflasi harga energi secara global


 

Pewarta: Ogen
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2024