Jakarta (ANTARA) - Komunitas Historia Indonesia (KHI) menyatakan bahwa kebudayaan menggunakan digital di Indonesia baik dalam segi aturan maupun penerapannya semua harus berlandaskan nilai-nilai yang ada dalam pancasila.

“Di era transformasi digital keadilan sosial akan tercipta pada akses dan penggunaan teknologi digital kalau kita semua perhatikan dan mengakomodirnya,” kata Pendiri KHI Asep Kambali dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat.

Asep menuturkan pancasila merupakan sumber hukum dari semua aturan yang ada di tanah air. Setiap nilainya adalah hasil dari cara masyarakat berinteraksi, berkarya dan berpikir menggunakan akal yang sehat selama ribuan tahun.

Baca juga: Pahlawan tak hanya mereka yang pegang senjata, sebut sejarawan

Baca juga: KHI ajak rayakan kemerdekaan dengan lomba yang lebih edukatif


Tiap butir pasalnya pun dinilainya memiliki prinsip yang sangat ideal karena bersifat umum, terbuka dan inklusif bagi seluruh kalangan masyarakat. Dalam konteks kebudayaan digital, Asep mengatakan pancasila mendorong masyarakat untuk saling membantu mempelajarinya satu sama lain.

Misalnya, bila selama ini anak muda selalu menghormati dan banyak belajar dari pengalaman hidup orang tua, kini justru orang tua yang meminta bantuan anak muda untuk mempelajari penggunaan teknologi digital yang kian masif.

“Jadi kebudayaan digital itu bukan memindahkan Candi Borobudur ke dalam konten Instagram, sejarah pancasila dalam Instagram, bukan, itu konten. Kebudayaan digital itu bagaimana cara-cara kita, hidup aman, selamat, damai, sejahtera di dunia maya,” katanya.

Dengan menggunakan pancasila sebagai dasar kebudayaan digital, maka akan terbentuk perilaku pengguna yang tidak mau tertinggal mengikuti suatu tren (fomo), bersikap lebih sabar sebelum menyebarkan informasi atau berkomentar, dan menyaring segala informasi berdasarkan fakta sebelum membagikannya (sharing).

Menurutnya, hal tersebut akan membentuk masyarakat digital yang saling mengayomi dari berbagai kalangan, etnis, termasuk kaum disabilitas yang ikut terlibat dalam tiap ruang-ruang digital.

Contohnya, dengan menghadirkan penerjemah bahasa isyarat agar tuna rungu di berbagai acara daring. Bila tiap nilai pancasila dapat dipraktikkan dengan baik, Asep mengatakan akan tercipta ruang digital yang inklusif dan nyaman bagi semua pihak.

“Kita berharap pemerintah, kita sama-sama bersiber-kreasi, sama-sama menjadikan kebudayaan digital baik untuk mewujudkan menjaga ketahanan nasional di ruang maya,” ujar Asep.

Baca juga: Hipmi siapkan kader transformasi ke dunia usaha digital

Baca juga: Pengamalan Pancasila dalam budaya digital

Baca juga: Wakil Ketua MPR: Teknologi digital perlu diimbangi nilai budaya


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
COPYRIGHT © ANTARA 2024