Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengupayakan Rumah Sakit Umum Kelas D Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar di Makassar, Sulawesi Selatan dapat melayani masyarakat umum dengan menggunakan fasilitas BPJS Kesehatan.

"Manajemen Rumah Sakit dan Direktur PIP Makassar Rudy Susanto sedang memproses permohonan bagaimana supaya BPJS bisa menerima peserta di sini (Rumah Sakit PIP Makassar)," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal sekaligus Ketua Dewan Pengawas PIP Makassar dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

Risal menyampaikan saat ini proses pengurusan permohonan tersebut masih berproses di BPJS pusat atau di Jakarta. Jika, pengurusan selesai, maka masyarakat dapat melakukan pengobatan secara gratis menggunakan Kartu BPJS Kesehatan.

Risal menuturkan bahwa saat ini rumah sakit tersebut sudah melayani masyarakat, namun masih dikenakan pembayaran karena belum bisa menggunakan kartu BPJS kesehatan.

"Masyarakat sekitarnya ingin juga berobat di sini. Rumah sakit ini menerima juga masyarakat yang berobat, tapi saat ini pasti berbayar," jelas Risal.

Meski begitu, Risal berharap kehadiran rumah sakit PIP Makassar bisa menyetorkan penerima negara bukan pajak (PNBP), pasalnya rumah sakit tersebut melayani medical check up (MCU) / Medical Examination (Medex) sebagai layanan unggulan.

Ia menyebutkan bahwa pilot, pelaut, maupun masinis dan lainnya akan melakukan medical check up sebagai syarat dinyatakan sehat ketika mengoperasikan sejumlah moda transportasi.

"Kami di sini PNBP, kami sangat bahagia kalau PNPBnya itu bisa tinggi, kenapa? Mereka (RS PIP Makassar) mengeluarkan sertifikat-sertifikat sehat sehingga bisa dinyatakan dia diizinkan melaut, diizinkan terbang, menjadi masinis membawa kereta," jelas Risal.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal sekaligus Ketua Dewan Pengawas PIP Makassar (kanan), Manajer Rumah Sakit PIP Makassar Tirta Asprimi Angraeni (kiri), memaparkan tentang rumah sakit tersebut di Makassar, Sulsel, Kamis (13/6/2024). ANTARA/Harianto

Sementara itu, Manajer Rumah Sakit PIP Makassar Tirta Asprimi Angraeni dihubungi dari Jakarta, Sabtu mengatakan bahwa Rumah Sakit PIP Makassar sudah berdiri sejak Oktober 2021 yang kemudian diresmikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada Mei 2022.

Dia menuturkan bahwa RS PIP Makassar mempunyai total 14 instalasi terdiri dari pelayan medis dan penunjang medis dengan jumlah SDM sebanyak kurang lebih 87 orang terdiri dari tenaga medis, non tenaga medis, dokter umum, dokter spesialis, serta tenaga kesehatan lainnya.

"Saat ini, layanan keunggulan kami adalah medical check up. Ini adalah rumah sakit milik Kementerian Perhubungan yang pertama dan satu-satunya di Indonesia. Tentunya kebanggaan kita bersama, agar nanti ke depan bisa lebih dikenal dan berkembang dalam memberikan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keselamatan pasien, profesional, serta berkualitas, khususnya untuk insan perhubungan dan juga untuk masyarakat umum," kata Tirta.

Dia menyebutkan RS PIP Makassar mempunyai dokter spesialis di bidang empat dasar, yakni spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn), spesialis penyakit dalam atau internis, bedah, hingga spesialis anak.

"Kemudian untuk mendukung layanan unggulan kami juga sudah punya dokter spesialis Jantung, THT, Mata, Dokter Gigi Spesialis kemudian Spesialis Radiologi, Patologi Klinik dan lain-lain," ujar Tirta.

Lebih lanjut Tirta mengatakan bahwa RS tersebut juga mempunyai tenaga lain seperti tenaga kefarmasian, Analis Kesehatan,Fisioterapi, K3, Perekam Medis, Elektromedis dan teknis lain yang mendukung pelaksanaan pelayanan di rumah sakit milik Kementerian Perhubungan itu.

Ia menambahkan, Rumah Sakit PIP Makassar Umum berkelas D saat ini memiliki total 58 tempat tidur yang dilengkapi sarana penunjang seperti IGD, ICU, NICU, Ruang Operasi, laboratorium, farmasi, Radiologi dan lainnya. Rumah sakit PIP Makassar saat ini juga sudah Terakreditasi Paripurna dan Terstandarisasi ISO 9001:2015.

Menurut Tirta, kehadiran rumah sakit PIP Makassar sangat membantu bagi para insan perhubungan seperti pilot, kapten kapal, masinis bahkan para taruna dalam melakukan pemeriksaan kesehatan, karena tidak mesti harus terbang ke Jakarta yang membutuhkan biaya yang lebih besar lagi.

"Jadi contohnya kami sebagai Perpanjangan tangan dari Balai Kesehatan Penerbangan Jakarta (Hatpen) memfasilitasi personel penerbangan khususnya yang berada di wilayah Indonesia Timur, karena kemarin banyak keluhan dari para penerbang, karena agak kesulitan kalau harus ke Jakarta, apalagi yang di Timur misalnya di Papua, itu kan agak berat dari segi waktu dan biaya," tambah Tirta.

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2024