Jakarta (ANTARA News) - Organisasi Angkutan Darat (Organda) menyatakan mekanisme darurat sistem transportasi bila terjadi keadaan yang tidak diinginkan yang menghambat distribusi ke berbagai daerah di Tanah Air dinilai masih belum memadai.

"Kerugian akibat banjir dapat diminimalkan dan terbantu apabila disiapkan strategi transportasi tidak normal, baik di Jakarta maupun di kota-kota lainnya," kata Ketua Umum DPP Organda Eka Sari Lorena di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, pada sat ini masih belum terdapat rencana preventif yang efektif dan siap diterapkan dengan utuh di lapangan guna melindungi mobilisasi barang dan orang yang sangat krusial.

Padahal, ia mengemukakan bahwa hal seperti itu sebenarnya dapat diaplikasikan secara simpel dan praktis seperti adanya informasi peringatan dini (early warning system).

Hal tersebut, lanjutnya, agar truk atau bus mengetahui kondisi banjir terkini sehingga tidak terjebak macet sepanjang puluhan kilometer selama berjam-jam sehingga menghambat pasokan logistik.

"Masalahnya, negara kita masih mengadopsi Sistem Pemadam Kebakaran yaitu jika ada masalah baru sibuk mencari solusinya," ujarnya.

Padahal, Ketua Umum Organda mengingatkan bahwa pola transportasi mestinya disusun berdasarkan analisa berkala. Efisiensi dan kesuksesan dari pola transportasi harus selalu diukur.

Bila terdapat pola transportasi yang disusun berdasarkan analisa berkala yang baik dan tepat, maka saat kondisi darurat mudah mengondisikan bila terjadi peristiwa seperti banjir.

Ia mencontohkan kondisi darurat seperti ruas Pamanukan yang terendam banjir, padahal kawasan tersebut arus lalu lintas utama perdagangan beras dari lumbung-lumbung padi di kabupaten-kabupaten di pantura Jawa menuju Pasar Induk Cipinang.

"Sapi potong juga dibawa dari sentra-sentra peternakan di Jawa Tengah menuju Jakarta melalui jalur pantura," ujarnya.

(M040/I007)

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2014