Jakarta (ANTARA News) - Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) menilai solusi penanganan banjir di Jakarta tidak cukup hanya dengan membangun waduk.

"Dalam konteks penanggulangan banjir, pembangunan waduk mungkin bisa membuahkan hasil, namun hampir pasti tidak akan mengurangi ancaman banjir dalam jangka panjang," kata Direktur Program Yayasan Kehati, Arnold Sitompul, di Jakarta, Kamis.

Dia lebih melihat hal itu akan berhasil dengan mengembalikan fungsi serapan Daerah Aliran Sungai (DAS) di beberapa sungai yang bermuara di Jakarta. Terdapat 13 sungai dan kali yang melintasi Jakarta. 

DAS memiliki fungsi vital sebagai pengendali volume air. DAS yang memiliki daerah resapan air yang memadai akan mengurangi debit air yang mengalir ke muara.

Sebagai solusi jangka panjang, Yayasan Kehati menyarankan pemerintah DKI Jakarta dan Jawa Barat menempuh kebijakan pendanaan untuk jasa lingkungan di wilayah-wilayah DAS sungai-sungai yang bermuara di Jakarta.

Mekanisme ini harus dibangun dengan skema subsidi finansial untuk pelestarian alam di wilayah DAS. 

Pembukaan lahan yang terjadi di kawasan pertanian dan pemukiman di hulu Sungai Ciliwung, Cisadane, dan Pesanggrahan, harus segera dihentikan dan fungsi hutan di daerah hulu harus dikembalikan.

Banjir melanda Jakarta dan sekitarnya dalam dua pekan terakhir. Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, bersama Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, Kementerian Pekerjaan Umum dan bupati serta walikota Bogor, Depok, Bekasi sepakat membangun Waduk Sukamahi dan Waduk Ciawi pada 2015.

Di luar pembebasan lahan, proyek ini menghabiskan dana sebanyak Rp1,9 triliun.

Luasan waduk yang akan dibangun di Desa Cipayung, Kabupaten Ciawi itu 107,3 Hektare dan Waduk Sukamahi sekitar 24,8 Hektare. Setidaknya sebanyak 170 kepala keluarga dari dua daerah itu harus direlokasi.

Pembangunan waduk ini, ditambah lagi dengan sodetan dari Sungai Ciliwung ke Sungai Cisadane; yang diyakini akan mengurangi volume air yang masuk Jakarta hingga 40 persen.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2014