Jombang (ANTARA) - Ratusan orang dari Majelis Taklim Baiturrahman Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menggelar Shalat Idul Adha di halaman masjid Desa Jabon, Kecamatan Jombang Kota, Minggu, selisih satu hari dengan ketetapan pemerintah yang memutuskan bahwa Idul Adha jatuh pada Senin (17/6).

Pengurus Majelis Ta'lim Baiturrahman Kabupaten Jombang sekaligus khatib Shalat Idul Adha, Akhmad Rizal, mengatakan keputusan untuk menggelar Shalat Idul Adha lebih awal ini mengacu dari keputusan takmir Makkah yang selalu berkaitan dengan pelaksanaan ibadah haji.

"Alhamdulillah Majelis Taklim Baiturrahman Jombang menyelenggarakan Shalat Idul Adha mengacu pada keputusan dari takmir Makkah yang pelaksanaan Idul Adha selalu berkaitan dengan pelaksanaan ibadah haji. Kami mengikuti pendapat untuk penentuan awal bulan Zulhijjah atau 10 Zulhijjah, mengikuti keputusan dari siapa yang menyelenggarakan ibadah haji," katanya di Jombang, Minggu.

Ia mengatakan, jamaah sebelumnya juga sudah diberikan informasi terkait dengan pelaksanaan shalat Idul Adha tersebut. Kegiatan shalat Idul Adha dipusatkan di halaman masjid Syech Muhammad Abdullah Salim di Desa Jabon, Kecamatan Jombang Kota, Kabupaten Jombang, yang juga pusat kegiatan Dewan Dakhwah Islamiyyah Indonesia Kabupaten Jombang.

Sekitar 200 umat mengikuti Shalat Idul Adha tersebut, baik jamaah putri maupun putra. Mereka mengikuti shalat secara khusyuk.

Baca juga: Jamaah An-Nadzir Gowa laksanakan shalat Idul Adha

Ia menjelaskan kegiatan tersebut dilakukan jamaah lainnya di seluruh kota dan kabupaten di Indonesia, yang sama-sama menggelar Shalat Idul Adha pada Minggu.

"Ini yang mengikuti sekitar 200 orang. Kegiatan ini juga berlangsung di seluruh kota dan kabupaten di seluruh Indonesia, mengadakan sesuai dengan yang ada di pelaksanaan Shalat Idul Adha yang kami gelar ini," kata dia.

Kementerian Agama menetapkan Hari Raya Idul Adha jatuh pada Senin (17/6). Keputusan tersebut diumumkan setelah Sidang Isbat Penentuan 1 Zulhijjah 1445 H di Kantor Kementerian Agama di Jakarta, Jumat (7/6).

Berdasarkan hisab, posisi hilal wilayah Indonesia yang sudah masuk kriteria, disepakati bahwa 1 Zulhijjah 1445 Hijriah jatuh pada Sabtu (8/6), sehingga, Idul Adha jatuh pada Senin (17/6).

Organisasi Islam, Nahdlatul Ulama (NU) juga mengikuti hasil sidang isbat dilakukan Kemenag dalam menentukan awal Zulhijjah 1445 H. Dengan demikian, penetapan Idul Adha oleh NU juga sejalan dengan pemerintah, yaitu Senin (17/6).

Bagi organisasi Islam Muhammadiyah, Idul Adha juga jatuh pada Senin (17/6). Hal ini ditetapkan berdasarkan Maklumat Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 yang dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

Keputusan tersebut didasarkan pada perhitungan hisab hakiki wujudul hilal yang menunjukkan bahwa 1 Zulhijjah 1445 Hijriah jatuh pada Sabtu (8/6). Setelahnya, Hari Arafah atau 9 Zulhijah jatuh pada Minggu (16/6) dan diikuti dengan Idul Adha pada keesokan harinya, Senin (17/6). Metode hisab hakiki wujudul hilal digunakan oleh Muhammadiyah melibatkan perhitungan posisi bulan saat matahari terbenam.

Baca juga: Kemenag Bali catat ratusan titik shalat Idul Adha didominasi Jembrana
Baca juga: Jemaah MTA di Solo Shalat Idul Adha di Manahan
Baca juga: Jamaah shalat Idul Adha di Masjid Al-Azhar melimpah hingga ke halaman


 

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: M. Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024