Jakarta (ANTARA) - Hari Raya Idul Adha di Indonesia, negara dengan populasi umat Islam terbesar di dunia, jatuh pada Senin (17/6). Menjelang hari raya yang sakral ini, pasar-pasar ternak di tanah air ramai dikunjungi para pembeli yang mencari hewan untuk upacara kurban.

Pada Hari Raya Idul Adha, umat Islam di Indonesia biasanya melaksanakan upacara kurban bersama dengan menyembelih sapi, kambing, atau domba. Kemudian pada sore harinya, mereka membagikan daging kurban tersebut kepada masyarakat kurang mampu di daerah setempat.

Idul Adha membawa kemakmuran bagi para pedagang musiman yang menjual hewan kurban khusus untuk hari raya ini. Meski dalam setahun hanya berjualan saat Idul Adha, mereka dapat meraup keuntungan puluhan bahkan hingga ratusan juta rupiah.

Hikmah Djaelani, seorang pedagang hewan kurban musiman di Cikarang, Provinsi Jawa Barat, mengaku meraup keuntungan yang lebih besar pada tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu. Sejak memulai penjualan pada pertengahan Mei, Hikmah telah menjual 12 ekor sapi, 23 ekor kambing, dan 32 ekor domba, dengan keuntungan lebih dari Rp100 juta.

"Alhamdulillah, meski saya hanya menjual ternak setahun sekali, penghasilannya biasanya cukup untuk menghidupi keluarga saya selama hampir satu tahun," ujar pria berusia 47 tahun ini, yang bekerja di sebuah peternakan dan memberi makan ternak, dengan pendapatan tak sampai Rp500.000 per bulannya.

Kambing biasanya dihargai antara Rp3 juta hingga Rp5 juta, sementara domba antara Rp4 juta hingga Rp6 juta, dengan harga yang bervariasi tergantung beratnya. Harga sapi berukuran kecil berkisar antara Rp17 juta hingga Rp25 juta dan biasanya memiliki berat antara 200-400 kilogram. Jenis yang lebih besar, seperti sapi limosin, dengan berat antara 600 hingga 800 kilogram, dapat mencapai harga lebih dari Rp45 juta.
 
   Tatang Sutisna, seorang peternak sapi di Jakarta, mengatakan bahwa penjualannya meningkat dua kali lipat selama musim Idul Adha tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu, dan meraup keuntungan miliaran rupiah


"Lebih banyak orang yang berkurban tahun ini. Hal ini mengindikasikan peningkatan daya beli masyarakat di tengah inflasi serta kenaikan harga-harga komoditas dan logistik," kata Sutisna di Jakarta. Peternakannya terletak di Garut, Provinsi Jawa Barat, namun dia memasarkan sapinya di Jakarta Pusat.

Beberapa media tanah air mencatat adanya peningkatan penjualan hewan ternak untuk kurban di sebagian besar kota di Indonesia, dengan rata-rata transaksi di setiap pasar hewan mencapai Rp6 miliar.

Di wilayah metropolitan, pembelian ternak semakin dipermudah dengan tersedianya aplikasi seluler, yang menawarkan kenyamanan yang lebih besar bagi para pembeli.

Pada Kamis (13/6) pekan lalu pemerintah mengumumkan bahwa Indonesia mengalami surplus hewan ternak kurban. Menurut data Kementerian Pertanian Republik Indonesia (RI), stok ternak nasional mencapai 2,06 juta ekor, melampaui perkiraan permintaan sebesar 1,97 juta ekor.

Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman mengatakan bahwa pemerintah juga mengawasi kesehatan hewan kurban dengan ketat.

"Kami telah mengkaji kebutuhan hewan ternak untuk semua daerah di Indonesia. Jika ada kekurangan di daerah-daerah tertentu, kami siap untuk melakukan langkah-langkah antisipatif dengan melakukan realokasi pasokan dari daerah-daerah yang surplus ke daerah-daerah yang mengalami defisit," ungkapnya.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
COPYRIGHT © ANTARA 2024