Surabaya (ANTARA News) - Berdasarkan pengamatan Badan Meteorologi dan Geofisika Maritim, Tanjung Perak, Surabaya, diperkirakan pada 7-8 September ini akan terjadi gerhana bulan sebagian karena posisi bulan tidak berada satu garis lurus dengan matahari. Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Arif Triyono, di Surabaya, Selasa, mengatakan, gerhana bulan diperkirakan akan berlangsung sekitar empat jam 23 menit mulai pukul 23.42.3 dan berakhir pukul 04.00.1. Menurut dia, titik kulminasi terjadi pada pukul 01.51.3 yakni akan tampak bulan tertutup lebih banyak dan mebentuk bulan sabit. Wilayah yang mengalami gerhana bulan yaitu Indonesia, Australia, Asia, Eropa, Afrika, Samudera Hindia bagian barat, Samudera Pasifik dan Afrika. Sedangkan pada 22 September 2006 diperkirakan akan terjadi gerhana matahari annular, yakni gerhana yang terjadi karena posisi matahari, bulan dan bumi tidak berada satu garis lurus. Posisi matahari berada di belakang bumi, sehingga di bagian tengah matahari akan tertutup dan membentuk bayangan, sedangkan bagian lain dari matahari akan tetap bersinar. Gerhana matahari ini, katanya, tidak dapat dilihat dari wilayah Indonesia, tetapi dapat dilihat di sebagian wilayah Antartika, Samudera Atlantik bagian tengah dan selatan, ujung bagian barat dan ujung bagian selatan. Selain itu, Afrika bagian timur, Karibia, Amerika selatan di sebagian ujung selatan dan sebagian ujung barat laut. Gerhana akan terjadi mulai pukul 15.39.9, dan akan berakhir pukul 20.29.7. Ditanya fenomena suhu udara dingin di Surabaya dan sekitarnya, Arif Triyono mengakui bahwa belakangan ini suhu udara pada malam hingga pagi hari berkisar 18-19 derajat Celcius. Dinginnya suhu udara tersebut diduga karena pengaruh udara dingin di Australia. Bahkan, ia memperkirakan, udara dingin kali ini terkait dengan maju atau mundurnya datangnya musim hujan tahun ini. Kendati begitu, belum diketahui awal musim hujan.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006