Davos, Swiss, (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (Menlu AS), John Kerry mengatakan bahwa beberapa negara mungkin siap mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Suriah, saat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memimpin upaya membawa para pihak yang berperang bersama-sama mengakhiri perang.

Kerry mengatakan bahwa Presiden Suriah, Bashar al-Assad tidak siap untuk membuat perdamaian. Hal itu dikatakannya sehari setelah pembukaan konferensi perdamaian di Davos, Swiss, Kamis.

Dalam sebuah wawancara dengan Televisi Al Arabiya yang berbasis di Dubai, Kerry menambahkan bahwa pemimpin Suriah tidak berperan dalam masa depan apapun pemerintahan transisi setelah tiga tahun perang.

Perkiraan-perkiraan rendah untuk terobosan dalam pembicaraan, yang dijuluki Jenewa II, yang membawa oposisi dan rezim bersama-sama untuk pertama kalinya sejak pemberontakan dimulai pada Maret 2011.

Tetapi ketika PBB bekerja untuk berusaha membawa kedua pihak ke meja perundingan pada Jumat, Amerika Serikat telah menyerukan kesepakatan tentang gencatan senjata lokal dan akses bantuan ditingkatkan untuk mencapai masyarakat yang tertimpa.

"Jika ada kesepakatan damai, ada banyak negara yang sudah menawarkan untuk maju dan menjadi pasukan penjaga perdamaian di Suriah yang baru," kata Kerry kepada stasiun televisi itu.

"Tidak ada masalah, tetapi bahwa kita semua siap untuk membantu memberikan perlindungan kepada salah satu minoritas."

Tetapi dia menekankan kepada Al-Arabiya selama wawancara di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos, bahwa tidak akan ada jejak Amerika di lapangan.

Sementara ia tidak menyebutkan negara-negara itu, ia mengatakan mereka akan dapat menerima Suriah.

Kerry juga mengatakan bahwa Bashar "tidak siap pada masalah ini dan waktu" untuk membuat perdamaian. "Ini adalah orang yang telah melakukan kejahatan perang," tambahnya.

(H-AK)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2014