Padang (ANTARA News) - Masyarakat Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tanggerang dan Bekasi) mengalami kerugian kesehatan senilai Rp254 miliar setahun akibat pencemaran lingkungan khususnya oleh asap kendaraan, industri dan rumah tangga. Biaya yang dipikul masyarakat itu dinilai dari menurunnya IQ anak, penyakit cardiovasculer, hipertensi dan jantung koroner, ujar Deputi VII Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Ir Isa Karmisa Ardiputra di Padang, Selasa. Hal itu disampaikannya saat membuka pendidikan dan latihan (Diklat) pengelolaan lingkungan hidup bagi anggota DPRD provinsi, kabupaten dan kota di Sumbar berlangsung 5 hingga 6 September 2006 di Padang. Ia menyebutkan, kontribusi pencemaran lingkungan oleh kendaraan itu disebabkan oleh 100 persen dari zat timbal (Pb), 42 persen dari suspended partikulate metter (SPM), 89 persen dari hidrokarbon (HC), 64 persen dari nitrogen Oksida (Nox) dan 100 persen dari karbon monoksida. Sumber-sumber zat pencemaran lingkungan itu adalah gas buang dari bensin kendaraan, emisi industri yang tidak terkendali, usaha kecil seperti daur ulang baterei, pembuatan perhiasan, obat trandisional, keramik berlapis timah dan cat yang mengandung timbal. Akibat pencemaran tersebut, biaya yang dipikul masyarakat Jabotabek akibat menurunnya IQ anak mencapai Rp254 miliar setahun (data 2005) yang naik dari sebelumnya Rp176 miliar (data 1990). Penurunan IQ anak tersebut akibat konsentrasi zat timbal yang melebihi satu ug/m3 (rata-rata satu tahun). Sementara itu, jika konsentrasi zat timbal di bawah satu ug/m3 maka biaya kesehatan akibat menurunnya IQ anak akan lebih besar mencapai Rp588 miliar, kata Isa. Selanjutnya, dampak kesehatan oleh pencemaran lingkungan tersebut adalah meningkatnya jumlah kematian orang dewasa karena penyakit cardiovasculer akibat tingginya konsentrasi timah hitam di udara Jabotabek. Penyakit ini dialami 340 orang pertahun dengan nilai kerusakan kesehatannya mencapai 25,5 juta dolar AS per tahun (sekitar Rp229,5 miliar). Kemudian dampak timbulnya penyakit hipertensi dengan tekanan diastolic diatas 90 mm Hg dialami 84 ribu orang pertahun dengan nilai kerugian kesehatan mencapai 500 ribu dolar AS (sekitar Rp4,5 miliar). Selanjutnya menyebabkan penyakit jantung koroner pada orang dewasa sebanyak 350 orang pertahun dengan kerugian nilai kesehatan mencapai 400 ribu dolar AS (sekitar Rp3,6 miliar).(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006