KRI Dewaruci (ANTARA) - Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci mengangkat sauh dan meninggalkan Dumai, Riau, pada Rabu siang, untuk melanjutkan pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) 2024 dan membawa Laskar Rempah menuju Sabang, Aceh.

Pamong Budaya Ahli Utama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Siswanto berharap persinggahan KRI Dewaruci di Dumai sejak Minggu (16/6) lalu tidak hanya menjadi sebuah aktivitas seremonial semata.

"Namun bisa lebih memacu dan memaknai kecintaan kita terhadap jalur rempah sebagai warisan budaya Indonesia," kata Siswanto dalam prosesi pelepasan KRI Dewaruci di Dermaga C Pelabuhan Pelindo, Dumai.

Ia menekankan semangat kejayaan masa lalu dan koneksi budaya Melayu di sekitar Selat Malaka menjadi perhatian Kemendikbudristek yang tengah mengupayakan pengajuan jalur rempah sebagai warisan dunia ke Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan, Sains, dan Kebudayaan (UNESCO).

Baca juga: Festival Budaya Multikultur warnai persinggahan MBJR 2024 di Dumai

Kemendikbudristek mengajak seluruh masyarakat untuk aktif menggelorakan semangat budaya Melayu yang perkembangannya turut dipengaruhi oleh persentuhan dengan jalur perdagangan rempah pada masa lalu.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Dumai Syahrinaldi menyampaikan warga Dumai cukup antusias atas kehadiran KRI Dewaruci di Negeri Bertuah itu.

"Kami menyampaikan rasa bangga kami, karena tidak semua daerah mendapat kunjungan dari KRI Dewaruci ini," katanya.

KRI Dewaruci sejak Minggu (16/6) bersandar di Dumai membawa sedikitnya 25 Laskar Rempah peserta Batch I pelayaran MBJR 2024.

Sehari berselang, bertepatan dengan Idul Adha 1445 Hijriah, Dumai juga menyambut kedatangan Laskar Rempah rombongan Batch II MBJR 2024 dengan menggelar Festival Budaya Multikultur di Taman Bukit Gelanggang.

Baca juga: Kemendikbudristek selaraskan visi Laskar Rempah MBJR 2024

Sedangkan KRI Dewaruci, sepanjang Selasa (18/6) menggelar open ship, mempersilakan warga Dumai melihat lebih dekat kapal legendaris yang sejak tahun lalu telah ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya oleh Kemendikbudristek tersebut.

Turut hadir dalam prosesi pelepasan KRI Dewaruci pada Rabu yakni Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Kota Dumai Kolonel Laut (P) Boy Yopi Hamel dan Wakapolres Dumai Kompol Josina Lambiombir serta perwakilan Forkopimda Kota Dumai, Pelindo, dan Lembaga Adat Melayu Riau Dumai.

KRI Dewaruci selanjutnya dijadwalkan bersandar di Sabang pada Minggu (23/6) yang telah menyiapkan Happening Art Pasar Abad 17 di Demarga CT-1, BPKS, sebagai rangkaian MBJR 2024.

Pelayaran MBJR 2024 melibatkan sedikitnya 150 Laskar Rempah yang terdiri atas 75 peserta hasil seleksi terbuka dan 75 peserta undangan dari kalangan wartawan, pegiat budaya, penulis, serta pemengaruh media sosial, yang akan berlayar di atas KRI Dewaruci mengarungi wilayah barat Indonesia.

Pelayaran dibagi menjadi tiga lintasan yakni Jakarta-Belitung Timur-Dumai, Dumai-Sabang-Melaka (Malaysia)-Tanjung Uban, dan Tanjung Uban-Lampung-Jakarta selama 7 Juni sampai 17 Juli 2024.

Baca juga: Dirjen Kebudayaan lepas KRI Dewaruci lintasi jalur rempah Indonesia

Sejak 2016 Kemendikbudristek melalui Ditjen Kebudayaan secara aktif menggelar diskusi untuk menginisiasi pengajuan Jalur Rempah menjadi warisan dunia ke UNESCO.

Pada 2020 intensitas diskusi ditambah dengan pelaksanaan pelayaran Karavan Budaya Jalur Rempah menggunakan Kapal Arka Kinari menelusuri jejak jalur perdagangan rempah di Sorong, Banda Neira, Kepulauan Selayar, Makassar, dan Bali.

Proses berlanjut dengan penelitian dan Festival Bumi Rempah Nusantara yang digelar pada 13 titik antara lain Banda Neira, Maluku Utara, Makassar, Banjarmasin, Belawan, Pulau Bintan, dan Lhokseumawe, pada 2021.

Sejak 2022 Kemendikbudristek menggelar MBJR menggunakan KRI Dewaruci dengan rute pelayaran tahun pertama meliputi Surabaya-Makassar-Baubau & Buton-Ternate & Tidore-Banda Neira-Kupang, kemudian dilanjutkan rute Surabaya-Kepulauan Selayar untuk edisi 2023.

Baca juga: TNI AL lepas pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2024