Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menjelaskan operasi jarak jauh menggunakan robot atau telerobotik mampu membantu masalah kekurangan SDM kesehatan serta hambatan geografis, sehingga membantu publik di daerah terpencil mendapatkan pelayanan kesehatan.

"Teman-teman bisa bayangkan dengan robotic surgery itu, itu operasinya ada di Kalimantan, dokternya ada di Jakarta. Jadi melakukan operasi di Jakarta dokternya, pasiennya ada di Kalimantan," ujarnya.

Dalam konferensi pers Road to Urological Association of Asia (UAA) Congress 2024 di Jakarta, Rabu, Wamenkes Dante menjelaskan operasi telerobotik merupakan sebuah contoh pemanfaatan teknologi dalam bidang kesehatan yang juga dapat menekan pembiayaan kesehatan.

Wamenkes menuturkan saat ini terdapat sekitar 700 dokter urologi di Indonesia. Dengan jumlah penduduk yang sekitar 270 juta, lanjutnya, jumlah tersebut tidak memenuhi rasio dokter spesialis yang seharusnya 1 banding 1.000 penduduk.

Baca juga: Singapura Memperkenalkan Prosedur Operasi dengan Bantuan Robot Baru untuk Pembedahan Kanker Paru-Paru

Dalam kesempatan itu dia menjelaskan penyakit uronefrologi merupakan salah satu penyakit dengan biaya perawatan yang besar, selain penyakit kardiovaskular. Mengutip data Global Cancer Statistics 2020, kata dia, ada sekitar 13 ribu kasus kanker prostat di Indonesia.

"Sedangkan penyakit pembesaran prostat yang terkait dengan penurunan hormon pada laki-laki usia lanjut itu juga semakin tinggi. Itu angkanya 97 ribu kasus di Indonesia. Jadi memang masalah urologi itu tidak sederhana," katanya.

Oleh karena itu Wamenkes Dante menyambut baik inisiatif Ikatan Ahli Urologi Indonesia (InaUA) yang mau mengembangkan aspek teknologi, salah satunya robot untuk operasi, guna pelayanan urologi.

President Elect of the Urological Association of Asia (UAA) Ponco Birowo menjelaskan uji coba operasi telerobotik di Indonesia akan dilaksanakan pada Kongres UAA pada 5-8 September 2024.

Baca juga: Kemenkes luncurkan 5 inovasi untuk SDM kesehatan

"Nah kita nanti Insya Allah pada bulan September ini akan ada pemeragaan ya. Dokternya ada di Nusa Dua, pasiennya ada di Beijing, sekitar 8.500 kilometer," katanya.

Selain mengisi kekurangan dokter spesialis bedah, kata dia, operasi telerobotik juga dapat meningkatkan akurasi bedah, mengurangi rasa sakit, serta mengurangi risiko infeksi apabila pasien berpindah-pindah tempat. Selain itu, dia menilai operasi telerobotik menarik untuk diterapkan di Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau.

Ponco menyebut sejumlah negara yang telah mengembangkan teknologi tersebut, seperti China, Jepang, dan India.

Dia juga menjelaskan meski operasi telerobotik tersebut pionirnya adalah ahli urologi, namun dapat diaplikasikan di berbagai jenis operasi, seperti kebidanan, bedah digestif, dan operasi Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT).

Baca juga: Wamenkes: 2.200 lebih beasiswa untuk penuhi kebutuhan nakes

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2024