Jakarta (ANTARA News) - Kebijakan Bank Indonesia (BI) yang kembali menurunkan suku bunga bank sentral (BI rate) akan berdampak positif bagi perbankan nasional karena akan mendorong penurunan suku bunga kredit dan meningkatkan penyaluran kredit ke masyarakat. "Dengan rendahnya suku bunga maka kemampuan nasabah untuk membayar bunga kredit semakin meningkat. Pada akhirnya, kredit macet juga akan semakin turun," kata Wakil Presiden Direktur BCA Aswin Wirjadi di Jakarta, Selasa. Namun demikian, menurut Aswin, BCA akan menurunkan suku bunga pinjaman secara bertahap. "Tapi arahnya jelas turun. Turun sejalan dengan BI rate," katanya. Penurunan tersebut, katanya, sesuai dengan besaran turunnya BI rate yakni 50 basis poin. Ia mengatakan, banyak faktor yang mempengaruhi penurunan suku bunga antara lain biaya dana serta biaya operasional perbankan. Ia menambahkan, penyesuaian suku bunga kredit sekitar satu hingga tiga bulan sejak penurunan BI rate. Corporate Secretary BCA, Lena Setiawati mengatakan, penurunan BI rate akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan kredit, dengan turunnya BI rate kredit bermasalah juga semakin rendah. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI), Selasa, memutuskan menurunkan suku bunga BI (BI Rate) sebesar 50 basis poin dari 11,75 persen menjadi 11,25 persen. Rapat Dewan Gubernur juga menyatakan bahwa keputusan penurunan BI rate didasarkan pada membaiknya indikator ekonomi makro seperti yang diperkirakan pada awal semester kedua tahun ini. BI juga melihat, kestabilan makro ekonomi masih tetap terjaga yang tercermin dari nilai tukar rupiah yang stabil dengan kecenderungan menguat serta inflasi yang terjaga. Rapat Dewan Gubernur juga menyimpulkan bahwa kebijakan BI menurunkan BI rate selama ini telah direspon positif oleh pelaku ekonomi. Sebelumnya pada 8 Agustus BI juga menurunkan BI Rate sebesar 50 basis poin, dari 12,25 persen menjadi 11,75 persen. BI menargetkan BI rate akan bisa mencapai 10 persen jika inflasi sampai akhir tahun depan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006