Jakarta (ANTARA) - Presiden Direktur PT Super Bank Indonesia (Superbank) Tigor M. Siahaan memastikan rasio kredit macet atau bermasalah (non-performing loan/NPL) pada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjadi mitra bank digital itu dapat terjaga di level yang sehat.

“Yang pasti kami akan jaga NPL-nya itu di tingkat yang sehat. Tapi yang mau saya tekankan adalah bagaimana kita bisa memberikan loan yang terjaga dengan baik. Loan yang terjaga dengan (didukung) data-data yang kita miliki,” kata Tigor di Jakarta, Rabu.

Tigor mengatakan bahwa peningkatan NPL rawan terjadi pada segmen UMKM, terutama dalam hal ini skala mikro dan kecil, mengingat sisi financial statement mereka tak mendalam. Kemudian, pelaku usaha mikro dan kecil juga terkadang tidak memiliki agunan dan strategi perputaran keuangan yang baik.

Oleh sebab itu, Superbank bersama Grab, sebagai salah satu pemegang saham bank digital itu, memiliki data-data spesifik mengenai profil UMKM yang menjadi mitra Grab. Dengan ekosistem yang terintegrasi, Tigor mengatakan Superbank dapat membuat penilaian kredit (credit scoring) yang canggih untuk meminimalkan peningkatan NPL pada UMKM.

Baca juga: Superbank integrasikan layanan perbankan ke dalam aplikasi Grab

Superbank, yang berfokus pada segmen ritel dan UMKM, mencatat peningkatan penyaluran kredit bruto pada kuartal I 2024 sebesar 222 persen menjadi Rp3,1 triliun dibandingkan posisi 31 Maret 2023. Menurut perseroan, pertumbuhan penyaluran kredit didukung oleh peningkatan kredit kerja sama dengan mitra pembiayaan melalui ekosistem dan platform digital.

Sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit, pendapatan bunga bersih (net interset income/NII) Superbank juga tercatat meningkat yakni sebesar 71 persen menjadi Rp112 miliar pada kuartal I 2024. Adapun net interest margin (NIM) pada periode yang sama naik 7,87 persen, lebih tinggi dibandingkan pada kuartal I tahun 2023 sebesar 7,06 persen.

Baca juga: Akselerasi Layanan Digital Banking, Bank DKI Hadir di Jakarta Fair 2024

Dari sisi industri perbankan secara keseluruhan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat NPL gross UMKM berada di level 4,26 persen pada April 2024 dari sebelumnya 3,98 persen pada Maret 2024, serta NPL net sebesar 1,54 persen pada April 2024 dari sebelumnya 1,45 persen pada Maret 2024.

OJK juga mencatat, peningkatan NPL gross UMKM utamanya pada segmen kredit kecil dan mikro yang naik menjadi 3,89 persen pada April 2024 dari sebelumnya 3,65 persen pada Maret 2024.

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024