Jakarta (ANTARA) - PT Bio Farma (Persero) sebagai induk dari Holding BUMN Farmasi mengungkapkan kinerja Holding BUMN Farmasi (konsolidasi) pada  2023 (unaudited) diperkirakan akan mengalami profitability pressure.

"Kalau kita melihat dari sisi pendapatan tahun 2023 secara umum kami (memperkirakan) akan mengalami profitability pressure akibat dari penurunan kinerja Kimia Farma dan Indofarma, serta  normalisasi pendapatan pasca-COVID pada 2019 sampai dengan 2023," ujar Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Shadiq Akasya dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI yang dipantau secara daring di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, laporan keuangan yang disusun saat ini masih bersifat unaudited.

"Laporan keuangan yang kami susun saat ini masih bersifat unaudited, kami masih proses berlangsung dari grup kami juga. Pertama, pendapatan diperkirakan menurun dari Rp21,2 triliun pada 2022 menjadi Rp15,2 triliun pada 2023," katanya.

Baca juga: Kimia Farma cetak penjualan Rp9,96 triliun selama 2023

Penyumbang terbesar pendapatan diperkirakan masih dari Kimia Farma sebesar Rp9,9 triliun, Bio Farma sebesar Rp5 triliun, dan Indofarma sebesar Rp524 miliar.

EBITDA diperkirakan menurun dari 2022 di mana Rp1,9 triliun pada saat itu menjadi negatif Rp621 miliar pada 2023, terutama selain karena  penurunan penjualan juga Holding BUMN Farmasi melakukan penyisihan terhadap persediaan yang cukup signifikan atas produk yang saat ini memasuki masa kedaluwarsa.

"Untuk net income dibuka negatif prediksi sampai dengan 2023 masih unaudited sebesar Rp2,2 triliun dari Rp490 miliar pada tahun 2022, dengan rugi terbesar dari Kimia Farma sekitar Rp1,8 triliun dan Indofarma sebesar Rp605 miliar. Sedangkan Bio Farma masih membukukan laba bersih sekitar Rp304 miliar," kata Shadiq Akasya.

Kementerian BUMN RI telah mengesahkan beroperasinya Holding Farmasi di awal  2020, terdiri dari tiga perusahaan BUMN farmasi yaitu Bio Farma sebagai induk holding, yang sahamnya masih dimiliki 100 persen oleh pemerintah, beranggotakan PT Kimia Farma, Tbk dan PT Indofarma, Tbk & pada tahun 2022 PT INUKI (Persero) ditetapkan juga sebagai anggota Holding BUMN Farmasi.

Baca juga: BRIN buka kolaborasi riset farmasi dan alat kesehatan dengan industri

Pembentukan holding farmasi dengan induk holding Bio Farma dan beranggotakan PT Kimia Farma, Tbk, PT Indofarma Tbk dan PT Inuki, dilatarbelakangi oleh tren sektor kesehatan global dan penyakit di negara berkembang, yang memerlukan suatu solusi yang lebih menyeluruh bagi konsumen.

Tujuan lain dari pembentukan holding ini adalah untuk menciptakan efisiensi bahan baku, sehingga akan dihasilkan harga obat yang terjangkau, yang akan meningkatkan skala bisnis dan yang terpenting dari pembentukan Bio Farma Group, akan menjadi menjadi milestone dalam rangka pembentukan Holding Healthcare di Indonesia, sehingga dari hulu ke hilir dapat dikelola semua dengan baik.

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Nusarina Yuliastuti
COPYRIGHT © ANTARA 2024