Denpasar (ANTARA News) - Bali mengekspor ikan tuna senilai 63,48 juta dolar Amerika Serikat (AS) selama sepuluh bulan pertama 2013, atau naik 1,10 persen dibanding periode yang sama setahun sebelumnya senilai 62,76 juta dolar AS.

"Demikian pula untuk volume meningkat 15,80 persen dari 11.758,7 ton selama sepuluh bulan pertama 2012 menjadi 13.818,02 ton pada kurun waktu yang sama tahun 2013," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng, di Denpasar, Minggu.

Ia mengatakan, pengapalan ikan tuna dalam bentuk segar maupun beku itu merupakan hasil tangkapan nelayan maupun perusahaan penangkapan ikan yang beroperasi di perairan Benoa.

Ikan tuna menyumbangkan devisa paling banyak di antara 11 jenis hasil perikanan dan kelautan di Bali yang menembus pasar luar negeri.

Ketut Teneng mengemukakan, ikan tuna mampu memberikan kontribusi sebesar 15,91 persen dari total ekspor Bali yang mencapai 398,75 juta dolar AS.

Ekspor ikan tuna asal Pulau Dewata itu sebagian besar diserap pasar Jepang yang menampung 37,23 persen, menyusul Australia 5,74 persen, Hong Kong 4,85 persen, Amerika Serikat 24,62 persen dan Malaysia 0,69 persen.

Selain itu, Singapura 0,87 persen, Inggris 0,75 persen, Prancis 1,03 persen, Jerman 0,43 persen dan Spanyol 1,11 persen, sedangkan 22,68 persen lainnya menuju ke sejumlah negara lainnya.

Ketut Teneng menambahkan, hasil perikanan lainnya yang juga menembus pasar luar negeri antara ikan hias hidup, ikan kakap, kepiting, kerapu, nener, lobster dan sirip ikan hiu.

Hasil perikanan dan kelautan daerah Bali total mampu meraup sebesar 94,05 juta dolar AS selama sepuluh bulan pertama 2013, naik 9,40 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 85,97 juta dolar AS. (*)

Pewarta: I Ketut Sutika
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2014