Jakarta (ANTARA) - Badan Informasi Geospasial (BIG) memastikan pemetaan dan penelitian dasar laut wilayah Indonesia terus berlanjut sebagai komitmen pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan pendataan kandungan sumber daya di dalam laut.

"Ya kegiatan pemetaan dan penelitian itu terus dilanjutkan. Tak hanya secara mandiri tapi, BIG juga mendukung penelitian internasional, seperti ekspedisi OceanX yang baru-baru ini dilakukan," kata Kepala BIG Muh Aris Marfai di Jakarta, Kamis.

Setidaknya sampai dengan 2024, pihaknya sudah merealisasikan ketersediaan data pengukuran bawah laut (batimetri) berskala besar Indonesia mencapai 4.925 kilometer.

Begitupun dalam empat-lima tahun terakhir, kata dia, banyak ditemukan oleh tim ahli BIG, seperti gunung bawah laut.

Baca juga: BIG target peta dasar Indonesia setara dengan Google dalam empat tahun

Berdasarkan laporan, Tim Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai BIG menemukan satu gunung bawah laut di kedalaman 8.000 meter di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur pada 2022. Gunung tersebut teridentifikasi memiliki ketinggian sekitar 2.300 meter dari dasar laut dan sekitar 200 kilometer di barat daya Kota Pacitan.

Pada 2020, BIG merilis delapan gunung bawah laut yang berhasil ditemukan, masing-masing di Nusa Tenggara Timur (Gunung Baruna Komba, Abang Komba, dan Gunung Ibu Komba).

Selain itu, di perairan barat Sumatra (Gunung Pagai), Sulawesi Utara (Gunung Naung, Maselihe, Roa, dan Kawio Barat) yang masing-masing sudah dipetakan dan dimasukkan dalam Gazeter Indonesia.

"Fokus selanjutnya yakni mengidentifikasi daerah yang tidak diklaim negara manapun sehingga kita bisa mengajukan klaim sebagai landasan kontinen Indonesia, kalau ini bisa dapatkan kegiatan pengelolaan sumber daya alam di bawah laut bisa semakin dimajukan," ujarnya.

Baca juga: Pemprov Sumsel dan BIG sepakati manfaatkan data informasi geospasial
Baca juga: BIG gandeng UI luncurkan SWM untuk pemetaan batimetri

 

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: M. Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2024