New York (ANTARA News) - Para pembela hak-hak sipil di AS kemarin meminta hakim pengadilan federal untuk menghentikan program mata-mata yang dilakukan pemerintahnya demi keamanan nasional. Dalam sebuah dengar pendapat di pengadilan feeral Manhattan, para pengacara yang mewakili Pusat Hak-Hak Konstitusional mendesak Hakim Distrik Gerard Lynch untuk menghentikan program penyadapan telepon rahasia yang dilakukan Badan Keamanan Nasional (NSA) yang bocor ke tangan media tahun lalu. Presiden George W. Bush diketahui telah memberi wewenang kepada NSA pasca serangan teroris 11 Sept untuk memonitor segala percakapan internasional dan pesan-pesan email yang dibuat oleh warga AS tanpa surat perintah dari pengadilan. Bush mengatakan program tersebut ditujukan hanya kepada tersangka teroris dan sekutunya. Para pengacara yang mengajukan gugatan mereka Januari lalu itu mengatakan program tersebut telah melanggar kebebasan berbicara. Mereka berpendapat bahwa kegiatan itu tidak memiliki dasar hukum karena Bush tidak mengantongi izin dari Kongres. Hukum yang berlaku di AS mengharuskan segala kegiatan penyadapan memiliki persetujuan dari pengadilan. Pengacara pemerintah Anthony Coppolino meminta hakim membatalkan kasus gugatan itu. Menurut dia, menghentikan program tersebut akan "mengganggu kekuasaan presiden dalam mengawasi tindakan teroris". Hakim Lynch mempertanyakan argumen pemerintah bahwa presiden memiliki kekuasaan untuk menjalankan program tersebut tanpa persetujuan legislatif. "Ini menjadi hal yang serius ketika Anda mengatakan bahwa presiden adalah panglima tertinggi... yang memberinya kekuasaan untuk melangkahi Kongres," katanya. Coppolino menanggapi pernyataan hakim dengan mengatakan bahwa pengawasan adalah "cara paling ampuh dalam peperangan modern. Di mana al-Qaida saat ini... dan apa yang mereka rencanakan untuk menyerang kita?" Dalam kasus serupa di Detroit bulan lalu, hakim federal telah memutuskan bahwa program pengawasan tanpa surat perintah merupakan bentuk pelanggaran konstitusi. (*)

Editor: Anton Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2006