Beijing (ANTARA) - Gelombang panas berkepanjangan yang melanda China telah mendorong sektor prasarana dan transportasi publik untuk mengambil serangkaian langkah pencegahan guna memastikan keselamatan masyarakat. Fenomena tersebut juga memicu tren pembelian jaket anti-UV.

Cuaca terik melanda banyak daerah di seantero China, dengan Observatorium Meteorologi Pusat China mengeluarkan serentetan peringatan terkait suhu tinggi.

Di Kota Baoding, Provinsi Hebei, China utara, para petugas pemeliharaan mengendalikan drone untuk menginspeksi jalur transmisi listrik yang krusial guna memastikan kestabilan operasional jaringan kelistrikan.

Suhu tinggi yang tak kunjung reda menaikkan beban daya, sehingga beberapa peralatan transmisi daya berpotensi mengalami kondisi panas berlebih (overheated) yang dapat mencapai suhu 50 derajat Celsius pada pagi hari, menurut seorang staf dari State Grid Baoding Electric Power Supply Company.

Selain menggunakan drone, cara inovatif lainnya seperti pengukuran suhu inframerah dan detektor ultrasonik juga telah digunakan untuk menemukan serta menangani kerusakan dan risiko tersembunyi di sepanjang jalur listrik.

Di saat observatorium meteorologi di Kota Xi'an, Provinsi Shaanxi, mengeluarkan peringatan kuning untuk suhu tinggi pada Selasa (18/6), departemen pengamatan cuaca setempat memperkirakan rata-rata suhu yang lebih tinggi dari biasanya di seluruh provinsi tersebut pada musim panas ini.

Kondisi cuaca kemungkinan akan menimbulkan berbagai tantangan yang lebih besar bagi pasokan listrik selama musim panas ini, ungkap Dang Xiaofeng, wakil kepala Partai di State Grid Shaanxi Electric Power Company Limited.

Pada musim panas tahun ini, beban tertinggi harian maksimum jaringan listrik Provinsi Shaanxi diperkirakan mencapai 44 juta kilowatt, meningkat 10,7 persen dibanding rekor musim panas yang tercatat sebelumnya.

Penggunaan alat penyejuk ruangan (AC) saja diperkirakan akan menambah beban sebesar lebih dari 16 juta kilowatt, mewakili lebih dari 36 persen dari total beban.

Oleh karena itu, Provinsi Shaanxi telah mengambil serangkaian langkah untuk mengoordinasikan berbagai sumber daya sambil menyiagakan sumber daya darurat, terutama dengan meningkatkan persentase sumber energi baru dalam konsumsi daya, dan memaksimalkan peran stasiun penyimpanan daya untuk pengalihan beban tertinggi.

Guna memastikan keamanan pengoperasian kereta peluru dan perjalanan yang sejuk bagi para penumpang, para personel di seksi Xi'an dari China Railway Xi'an Group Co., Ltd. menginspeksi dan membersihkan alat penyejuk udara yang dipasang pada kereta tersebut.

Gelombang panas berkepanjangan juga berdampak terhadap akses air minum bagi banyak orang yang tinggal di daerah pedesaan di Shanxi, Shaanxi, Shandong, serta daerah-daerah setingkat provinsi lainnya di China utara. Hingga Minggu (16/6) malam waktu setempat, 25.854 orang telah terdampak.

Untuk menjamin pasokan air minum bagi masyarakat, Kementerian Sumber Daya Air China yang berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat telah mengadopsi berbagai langkah pemecahan masalah termasuk mengirimkan air ke daerah yang terdampak, mengalihkan air dari daerah-daerah sekitarnya, memasok air pada slot waktu yang ditentukan, dan memperpanjang saluran air.

Sementara itu, konsumen China yang semakin menyadari pentingnya kesehatan juga mempersiapkan diri untuk menghadapi panas yang menyengat, dengan gelombang panas memicu lonjakan permintaan untuk pakaian anti-UV.

Semakin banyak pejalan kaki dan pengendara sepeda di jalanan China menerjang cuaca panas dengan tubuh yang terbungkus rapat oleh jaket anti-UV, masker, kacamata hitam, atau bahkan gaun anti-UV.

Xiaoyehezi, sebuah merek pakaian yang didirikan pada 2021 di Shenzhen dan berfokus pada pakaian fungsional, melaporkan lonjakan volume penjualan tahunan untuk produk pakaian anti-UV sebesar lebih dari 20 persen pada Mei lalu.

Perdagangan cepat perusahaan tersebut mewakili ekspansi yang pesat dari industri yang sedang berkembang. Menurut perusahaan riset iResearch, skala pasar untuk pakaian dan aksesori anti-UV di China mencapai 74,2 miliar yuan (1 yuan = Rp2.255) atau sekitar 10,43 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.368) pada 2023, dan diperkirakan akan menembus angka 95,8 miliar yuan pada 2026 mendatang.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Hanni Sofia
COPYRIGHT © ANTARA 2024