Semarang (ANTARA) - Sebanyak 43 peserta mengikuti tes kompetensi yang merupakan tahapan seleksi anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah yang digelar di Kompleks BPSDMN Jateng, Semarang.

Ketua Tim Seleksi KPID Jateng Prof Budi Setyono, di Semarang, Kamis, menjelaskan tes kompetensi merupakan tahapan seleksi anggota KPID Jateng setelah seleksi administrasi.

Dari 63 berkas lamaran yang masuk, kata dia, hanya 44 orang yang lolos seleksi administrasi sehingga berhak maju ke tahapan selanjutnya, yakni tes kompetensi yang dilaksanakan Kamis ini.

Namun, kata dia, dari 44 peserta yang lolos tahap administrasi ternyata hanya 43 orang yang mengikuti tes kompetensi sehingga satu pendaftar secara otomatis dinyatakan gugur.

"Latar belakang pekerjaannya beragam, mulai dari akademisi, dosen, penyiar, jurnalis, LSM, staf ahli dewan, staf ahli KPID hingga fresh graduate. Satu orang tidak hadir, dengan begitu otomatis dinyatakan gugur," katanya.

Dari 43 peserta seleksi anggota KPID Jateng yang mengikuti tes kompetensi, kata dia, 13 orang diantaranya adalah perempuan.

Selain mengerjakan soal pilihan ganda, ia mengatakan para pendaftar juga diminta membuat makalah terkait visi dan misi apabila nanti terpilih sebagai anggota KPID Jateng.

Diakuinya, tantangan dalam dunia penyiaran semakin kompleks calon yang nantinya lolos diharapkan mampu memiliki dimensi pemikiran yang luas dan dinamis.

Menurut dia, anggota KPID tidak hanya dituntut menguasai regulasi undang-undang penyiaran dan mengikuti perkembangan dunia penyiaran, namun harus memiliki integritas untuk menghadapi kompleksitas tugas.

"Sehingga mampu mendeteksi, merespons, dan mencegah segala sesuatu yang memiliki dampak luas terhadap masyarakat dalam pelaksanaan penyiaran," kata Budi.

Sementara itu, salah satu peserta asal Purbalingga Nanik Maullidah mengatakan bahwa motivasinya mengikuti tes adalah untuk memajukan dunia penyiaran lokal.

Di samping itu, ia juga ingin memastikan isu tentang perlindungan perempuan dan anak mendapat porsi yang besar dalam penyiaran lokal.

"Kalau tes-nya ini, ya, susah-susah gampang. Ada pengetahuan umum ada yang khusus tentang penyiaran. Harapannya, saya dapat mengutarakan penyiaran melalui konten lokal," katanya.

Peserta petahana Muhammad Aulia mengaku tidak menemui kendala berarti dalam pengerjaan soal, namun pelaksanaan seleksi pada tahun ini dinilainya lebih rapi.

"Penyelenggaraanya lebih rapi karena kan pakai CAT (computer assisted test) dan lebih fleksibel dari pada tahun kemarin," katanya.

Aulia berharap jika lolos seleksi dapat melanjutkan program stratifikasi lembaga penyiaran di Jateng karena program itu merupakan satu-satunya di Indonesia dan menjadi "pilot project".

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Agus Setiawan
COPYRIGHT © ANTARA 2024