Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Gas, sebagai bagian dari Subholding Gas PT Pertamina (Persero), menilai integrasi pipa transmisi gas bumi Pulau Sumatra, yang tersambung hingga Jawa Barat dan Jawa Timur, akan memberikan manfaat bagi berbagai sektor, mulai dari peningkatan monetisasi gas bumi di sektor hulu, naiknya utilisasi pipa di transporter hingga pemenuhan gas di sektor hilir.

Direktur Utama Pertamina Gas (Pertagas) Gamal Imam Santoso dalam keterangan di Jakarta, Jumat mengatakan Pertagas sebagai pemain utama dalam penyediaan infrastruktur energi di Indonesia, memiliki jaringan pipa transmisi gas bumi sepanjang 2.713 km yang terkoneksi dengan pipa transmisi milik Subholding Gas.

Hal ini merupakan milestone penting dalam upaya mengintegrasikan pipa transmisi gas bumi dari Pulau Sumatra hingga Jawa nantinya.

Selain itu, pipa Pertagas selama ini juga telah menyalurkan gas bumi ke demand industri strategis nasional, seperti pupuk, kilang, kelistrikan, baja dan industri pengguna akhir lainnya di Indonesia.

“Kapasitas operasi yang dimiliki Pertagas saat ini memungkinkan untuk penyaluran gas bumi terintegrasi dari Jawa Timur ke Jawa Barat melalui pipa Cisem (Cirebon-Semarang) tahap 2 nantinya,” ujar Gamal dalam sesi Diskusi Panel Forum Gas Nasional 2024 yang digelar Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di Bandung, Jabar, Kamis (20/6/2024).

Dalam sesi diskusi panel dengan tema "Metodologi, Kapasitas, dan Pola Transportasi Gas dari Jawa Timur ke Jawa Barat", Gamal mengatakan manfaat jika pipa-pipa tersebut sudah dapat tersambung, maka penyaluran gas bumi akan dapat terkoneksi dari wilayah Jawa Timur ke Jawa Barat, sehingga surplus pasokan gas bumi di Jawa Timur dapat memenuhi defisit kebutuhan gas di Jawa Barat.

"Agar dapat terutilisasi dengan optimal, integrasi pipa transmisi gas bumi dari Sumatra hingga Jawa akan dilakukan melalui 3 tahap, yaitu interkoneksi, integrasi dan interoperability," ujar Gamal

Lebih lanjut, ia menjelaskan tahap pertama ialah interkoneksi pipa gas yang sudah dimulai dari 2020 dengan integrasi pipa SSWJ milik Sub Holding Gas dengan pipa WJA milik Pertagas. Tahapan interkoneksi ini akan paralel berjalan dengan tahapan lainnya hingga 2027 dengan selesainya interkoneksi pipa Dumai-Sei-Mangkei.

Tahap kedua, yaitu integrasi sistem operasi, rute dan skema komersial lintas pipa transmisi. Tahap terakhir, yakni interoperability, dengan menerapkan skema Gas Transporter Agreement (GTA) Multi-transporter dan Gas Sales Agreement (GSA) Multi Destination, diharapkan mampu menciptakan fleksibilitas penyaluran yang akan dikoordinasikan secara operasionalnya di tim Integrated Command Center.

"Sebagai operator pipa transmisi Cisem tahap-1 milik LEMIGAS Kementerian ESDM, Pertagas sebagai bagian dari Subholding Gas, berharap dapat mendukung integrasi pipa transmisi Sumatera-Jawa yang bertujuan untuk mencapai optimalisasi utilisasi gas bumi di Indonesia,” kata Gamal.

Saat membuka Forum Gas Bumi Tahun 2024, Rabu (19/6/2024), Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi mengatakan forum ini diharapkan menjadi bola salju kolaborasi antara KKKS di Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan pembeli gas bumi di Jawa Barat. Kesepahaman antara kedua belah pihak tersebut akan membuat KKKS sebagai produsen merasa yakin gas yang diproduksikan dapat diserap.

“Pembeli gas bumi di Jawa Barat optimis dalam menjaga dan mengakselerasi pertumbuhan industrinya karena percaya bahwa pasokan gas bumi akan berkesinambungan. Upaya ini baru langkah awal, butuh koordinasi dan komunikasi aktif, serta dukungan semua pihak untuk memastikan penyaluran gas yang efisien dan merata,” kata Kurnia.

Baca juga: Pertagas dukung integrasi pipa gas dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa
Baca juga: Pertagas jajaki kerja sama LNG Hub Terminal Arun dengan Korea Selatan
Baca juga: Pertagas komitmen jaga keandalan pipa gas Cirebon-Semarang tahap I

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Kelik Dewanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024