Washington (ANTARA) - Departemen Luar Negeri AS menyuarakan kekhawatiran atas pidato Presiden Vladimir Putin bahwa Rusia mungkin menyediakan senjata bagi Korea Utara, berdasarkan kesepakatan terbaru yang dicapai antara Moskow dan Pyongyang.

Juru Bicara Deplu AS Matt Miller mengatakan Washington sedang bekerja bersama sekutunya di Asia untuk menanggapi ancaman dari Pyongyang.

"Ini sangat memprihatinkan," kata Miller dalam sebuah konferensi pers, Kamis (20/6), ketika ditanya tentang potensi Rusia menyediakan bantuan militer bagi Korut.

Menurut Miller, langkah Rusia itu justru akan mengganggu stabilitas Semenanjung Korea dan berpotensi melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang juga didukung oleh Moskow.

"Itulah sebabnya kami akan terus bekerja sama dengan sekutu kami di kawasan tersebut—Korea Selatan, Jepang, dan negara-negara lain—untuk menanggapi ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara," kata dia.

Berdasarkan perjanjian kemitraan baru yang ditandatangani setelah pertemuan puncak antara para pemimpin kedua negara, Rusia dan Korut berjanji untuk saling memberikan bantuan militer "tanpa penundaan" jika salah satu pihak diserang oleh negara ketiga.

Perjanjian kemitraan strategis komprehensif tersebut ditandatangani Putin dan Pemimpin Korut Kim Jong Un, setelah keduanya melakukan pembicaraan di Pyongyang, pada Rabu (19/6).

KCNA melaporkan bahwa perjanjian itu mengharuskan kedua pihak untuk tidak menandatangani kesepakatan dengan negara ketiga yang melanggar kepentingan inti pihak lain, atau berpartisipasi dalam tindakan tersebut.


Sumber: Anadolu

Baca juga: Korut, Rusia sepakat tidak tunda bantuan militer jika diserang
Baca juga: Beijing: perjanjian Rusia-Korut adalah urusan dua negara berdaulat

Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
COPYRIGHT © ANTARA 2024