Denpasar (ANTARA News) - Penggunaan batubara untuk berbagai jenis kepentingan di Indonesia mulai tahun 2008 diperkirakan mencapai 150 juta ton per tahun. Jumlah yang sangat besar itu memerlukan adanya dukungan sistem angkutan yang andal dan murah dari lokasi penggalian ke tempat tujuan, kata Dirjen Perkretaapian Departemen Perhubungan, Ir Soemino Eko Saputro di Sanur, Bali Rabu. Ketika tampil sebagai pembicara dalam Rakornis Bidang Perhubungan Darat dan Perkeretaapian seluruh Indonesia, ia mengatakan, kereta api merupakan sarana yang efektif dalam mengangkut batubara. Namun hal itu memerlukan adanya infrastruktur yakni jaringan kereta api yang memadai, sehingga pengangkutan batubara dapat dilakukan secara efisen dengan biaya yang sangat murah. Dirjen Eko Saputro mengatakan, untuk itu perlu terlebih dahulu disiapkan jaringan kereta api yang menghubungkan daerah-daerah strategis. Pembangunan jaringan tersebut sekaligus untuk angkutan massal yang efektif, serta menekan sekecil mungkin penggunaan bahan bakar minyak (BBM), mengingat persediaan yang ada semakin menipis dari waktu ke waktu. Dirjen Eko Saputro menjelaskan, angkutan kereta api selama ini baru menjangkau daerah-daerah di Pulau Jawa dan Sumatera. Selain mengangkut barang dan manusia, juga menangani pengiriman batu bara, namun persentasenya masih relatif kecil. "Pengiriman batubara menggunakan kerata api selama ini masih relatif kecil yakni 2,5 juta ton pertahun yang diharapkan dapat ditingkatkan menjadi minimal 11 ton per tahun," kata Dirjen Eko Saputro.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006