PBB (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres pada Jumat (21/6) menyuarakan kekhawatiran mendalam terkait eskalasi kekerasan antara Israel dan militan Hizbullah di sepanjang perbatasan dengan Lebanon.

Saat berbicara di hadapan pers di markas besar PBB di New York City, sekjen PBB itu memperingatkan bahwa satu langkah keliru dapat memicu bencana bagi seluruh kawasan tersebut dan sekitarnya.

"Satu langkah gegabah, satu kesalahan, dapat memicu bencana yang dampaknya menembus perbatasan, dan terus terang saja, di luar prediksi," ujarnya.

Dia menegaskan bahwa perluasan konflik di Timur Tengah harus dicegah.

"Mari kita perjelas. Masyarakat di kawasan ini dan masyarakat dunia tidak dapat membiarkan Lebanon menjadi seperti Gaza," tegasnya.

Sekjen PBB itu mengatakan bahwa di kedua sisi Garis Biru, banyak orang kehilangan nyawa, sementara puluhan ribu orang terusir dari rumah mereka dengan penghidupan yang hancur.

Dia mendesak kedua belah pihak untuk segera kembali berkomitmen pada implementasi penuh resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 dan segera melakukan gencatan senjata.

Diadopsi pada 2006, resolusi itu mendorong gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah, penarikan pasukan Israel dari Lebanon selatan, dan pembentukan zona demiliterisasi.
 
 Foto ini menunjukkan asap akibat serangan Israel di Desa Yaroun di Lebanon selatan pada 19 Juni 2024. (ANTARA/Xinhua/Taher Abu Hamdan)  


"Dunia harus menyatakan dengan lantang dan jelas bahwa deeskalasi yang dilakukan secepatnya tidak hanya memungkinkan, tetapi juga sangat penting," kata Guterres, seraya mengatakan bahwa "solusi militer tidaklah ada."

"Inilah saatnya untuk menggunakan akal sehat dan rasionalitas. Inilah saatnya untuk keterlibatan praktis dan pragmatis oleh para pihak dalam jalur diplomatik dan politik yang tersedia bagi mereka," tegasnya, seraya menambahkan bahwa penghentian permusuhan dan kemajuan menuju gencatan senjata permanen merupakan satu-satunya solusi yang dapat bertahan lama.

Sekjen PBB itu juga menggarisbawahi perlunya melindungi warga sipil, memastikan bahwa anak-anak, jurnalis, dan tenaga kesehatan tidak menjadi target, serta memastikan mereka yang telantar dapat kembali ke rumah mereka.

PBB secara aktif terlibat dalam mendukung perdamaian, keamanan, dan stabilitas, sejalan dengan resolusi 1701, ujarnya.

"Pasukan penjaga perdamaian PBB, UNIFIL, berada di lapangan dan berupaya untuk meredakan ketegangan serta membantu mencegah kesalahan perhitungan di lingkungan yang sangat menantang," katanya, seraya menambahkan bahwa PBB sepenuhnya mendukung upaya diplomatik untuk mengakhiri aksi kekerasan, memulihkan stabilitas, dan menghindari penderitaan manusia yang lebih besar lagi di kawasan itu.

"Dan kami melakukannya sembari terus mendorong agar gencatan senjata kemanusiaan segera dilakukan di Gaza, pembebasan para sandera tanpa syarat secepatnya, serta terbukanya jalan menuju solusi dua negara," pungkas Guterres.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2024