Toronto (ANTARA) - China merupakan pemimpin global dalam teknologi dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang memainkan peran yang semakin penting dan krusial dalam mempromosikan teknologi yang bertanggung jawab di seluruh dunia. 

"China jelas merupakan pemimpin global dalam hal teknologi, terutama AI. Hanya dalam beberapa pekan terakhir kami telah melihat sistem Kling AI dari Kuaishou yang canggih, video yang sangat mengesankan," kata Kepala Data, Analitik, dan Teknologi Emerging PBB Lambert Hogenhout  kepada Xinhua di Collision, salah satu konferensi teknologi terkemuka di dunia yang digelar di Toronto pada 17-20 Juni.

Kling, yang dikembangkan oleh Tim AI Kuaishou, merupakan perangkat AI teks ke video. Perangkat itu menyuguhkan kepada pengguna kemampuan pembuatan video yang luar biasa, memungkinkan mereka membuat video artistik dengan mudah dan efisien.

"Selain AI, ada beberapa bidang teknologi lain di mana China benar-benar memimpin seperti energi alternatif atau teknologi tenaga surya," ujar Hogenhout, yang telah menghabiskan 25 tahun terakhir bekerja di sektor swasta dan organisasi internasional seperti Bank Dunia dan PBB.

"Ini merupakan peluang di mana teknologi dapat dibagikan ke berbagai belahan dunia yang sangat membutuhkannya," ujarnya.
 
Lambert Hogenhout, Kepala Data, Analisis, dan Teknologi Berkembang di Perserikatan Bangsa-Bangsa, berbicara dalam sebuah wawancara pada Konferensi Tabrakan 2024 di Toronto, Kanada, pada 19 Juni 2024. (Xinhua/Zou Zheng)   


Kantor Teknologi Informasi dan Komunikasi (Office of Information and Communications Technology/OICT) PBB berbasis di New York dan memiliki tujuan untuk memungkinkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, lebih berkelanjutan melalui teknologi inovatif. OICT memiliki tiga tujuan strategis utama, yakni mempercepat inovasi, membangun ketahanan keamanan siber, dan memungkinkan transformasi digital

Hogenhout juga menekankan pertanian presisi dan pencegahan bencana merupakan area lain di mana AI dapat memainkan peran yang sangat penting dan di mana China memiliki banyak pengalaman.

"Ada banyak peluang," tuturnya.

Namun, dia juga memperingatkan risiko mengadopsi teknologi baru terlalu cepat.

"Salah satu hal yang ada dalam pikiran saya adalah bahwa dengan teknologi yang bergerak begitu cepat dan menjadi sangat menarik, orang-orang sangat fokus pada apa yang dapat mereka lakukan dengan AI saat ini," katanya.

"Namun, sangat penting juga untuk berpikir jauh ke depan, dua atau lima tahun dari sekarang. Bayangkan seorang pemain hoki es Kanada. Mereka tidak berseluncur ke tempat di mana keping hoki es itu berada, tetapi ke mana keping hoki es itu akan pergi," imbuhnya.

"Itulah pola pikir yang harus kita ingat saat kita mulai mempersiapkan kebijakan tentang teknologi AI dan teknologi yang bertanggung jawab," tutur Hogenhout menekankan.

Collision, yang merupakan bagian dari acara Web Summit, telah menarik partisipasi 37.832 peserta dari 117 negara, demikian disampaikan dalam sebuah siaran pers.

Ini merupakan ajang Collision terakhir, sekaligus tahun terakhirnya di Toronto, sebelum beralih menjadi Web Summit Vancouver pada Mei 2025. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
COPYRIGHT © ANTARA 2024