Jakarta (ANTARA) - Letjen TNI (Purn) Johannes Suryo Prabowo membagikan kisahnya selama bertugas di Timor Leste dalam buku "Menghantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste".

"Buku ini saya buat agar kita mempunyai sejarah dan memancing para pelaku sejarah," kata Suryo dalam acara peluncuran bukunya di Beer Hall kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Sabtu.

Dalam buku tersebut, Suryo menceritakan kisahnya selama bertugas di Timor Timur dari tahun 1997 sampai 1999. Di sana, Suryo pernah menjabat sebagai Kepala Staf Korem (Kasrem) 164/Wira Sharma (WD).

Suryo juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Pribadi (Sespri) Kasum (Kepala Staf Umum) ABRI merangkap Kasrem 164/WD, Wakil Komandan Korem (Wadanrem) 164/WD.

Selain itu, Suryo juga pernah memangku jabatan sebagai Wakil Gubernur Provinsi Timor Timur dan terakhir menjadi Wakil Komandan Satuan Tugas Indonesia Task Force (ITFET) menjelang Timor Timur diserahkan kepada perwakilan PBB.

Selama memangku jabatan tersebut, Suryo telah melewati beragam dinamika dari mulia konflik fisik berupa kerusuhan, dinamika politik antara pemerintah pusat dengan Timor Timur hingga peristiwa pelepasan Timor Timur dari Indonesia sehingga berubah nama menjadi Timor Leste.

Kisah-kisah tersebut lah yang berusaha disajikan Suryo dalam buku yang berisi 248 halaman tersebut.

Dalam buku ini, Suryo juga berusaha memancing para pelaku sejarah agar ikut serta bersuara dan mengatakan yang sebenarnya tentang apa yang terjadi selama proses perubahan Timor Timur menjadi Timor Leste.

Dengan demikian, Suryo berharap masyarakat bisa mendapatkan banyak fakta sejarah dari beragama sudut pandang para pelakunya.

Untuk diketahui, buku tersebut bukan hanya menampilkan keterangan dari Johannes Suryo Prabowo sebagai pelaku utama sejarah. Buku itu juga menyajikan ragam wawancara tokoh besar yang ikut serta dalam peristiwa yang terjadi di Timor Timur atau Timor Leste.

Beberapa diantaranya Jenderal TNI (Purn) Wiranto yang sempat menjabat sebagai Menhakam atau Pangab tahun 1999, Prof.Dr. Makarim Wibisono selaku Utusan Tetap RI untuk PBB tahun 1999, Dawi Fortuna Anwar selaku Juru Bicara Presiden RI tahun 1999 dan mantan kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono.

Pewarta: Walda Marison
Editor: Agus Setiawan
COPYRIGHT © ANTARA 2024