Mojokerto (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan keberadaan SMK Asy-Syarif Mitra Industri diharapkan dapat menekan angka pengangguran terbuka yang saat ini mencapai 4,82 persen.

"Survei BPS Februari 2024 angka pengangguran terbuka kita menjadi 4,82 persen yang terendah sejak reformasi," katanya di sela Sosialisasi Pemagangan Luar Negeri dan Soft Launching SMK Asy-Syarif Mitra Industri Mojokerto, Jawa Timur, Sabtu.

Ia mengatakan bahwa patut disyukuri di tengah segala tekanan kondisi ekonomi global Indonesia dapat bertahan, pada saat negara-negara di dunia ini sedang mengalami persoalan ekonomi yang tidak mudah.

Baca juga: Menaker: Potensi pemagangan ke luar negeri terbuka lebar

"Alhamdulillah kita mampu melewatinya. Kita pernah syok dengan angka pengangguran terbuka kita pada 2020 yang mencapai 7 persen. Alhamdulillah, pada saat ini angka pengangguran terbuka turun menjadi terendah," katanya.

Menurut dia,, yang pekerjaan rumah adalah bagaimana menyelesaikan link and match antara lulusan sekolah dengan dunia kerja.

"Pak Presiden sudah mengeluarkan Perpres Nomor 68 Tahun 2022 ini adalah salah satu upaya kita menyambungkan antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri. Inilah yang menjadi salah satu penyebab kenapa kita butuh bangun SMK yang mampu menjawab kebutuhan pasar kerja," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya menyambut baik pendirian SMK Asy'ari Mitra Industri ini dengan harapan mampu menyumbangkan dalam penurunan tingkat pengangguran terbuka.

Baca juga: Menaker: Pendidikan-permintaan kerja tak sesuai sebabkan pengangguran

"Saya senang sekali karena berapa kali kunjungan saya ke berbagai negara mereka benar-benar meminta saya untuk melakukan MoU dengan negara-negara tersebut untuk melakukan penempatan tenaga kerja," katanya.

Menurut dia, secara angka saat ini pengangguran masih 7,2 juta perlu disyukuri dan pihaknya tidak puas karena ingin terus menurunkan angka pengangguran yang alamiah sekitar 4 persen.

"Pengangguran alamiah itu ya karena orang sakit tidak bisa bekerja dengan berbagai sebab alamiah. Kalau kita sekarang pada angka 4,8 itu sebenarnya kita mendekati tingkat pengangguran yang alamiah," katanya.

Ia mengatakan hal ini yang patut disyukuri dengan terus melakukan upaya-upaya penurunan angka pengangguran terbuka.

Baca juga: Menaker pastikan terus berupaya tutup kesenjangan kompetensi kerja

"Angka 7,2 juta orang itu pengangguran disebabkan tidak mampunya input dari pendidikan vokasi terhadap kebutuhan pasar kerja. Ini namanya mismatch antara output dunia pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja," katanya.

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024