Moroto (ANTARA) - Di lereng Gunung Moroto yang terletak di Distrik Moroto, Uganda, alunan melodi yang manis menyambut para tamu di Sekolah Dasar Kasemeri, tempat sebuah acara olahraga dan seni sedang berlangsung sebagai bentuk apresiasi atas bantuan pangan yang disumbangkan China.

Makanan yang disumbangkan oleh China dan negara-negara lain membantu ribuan anak tetap bersekolah di kawasan semikering yang dikenal sebagai Karamoja. Kondisi cuaca buruk menyebabkan kegagalan panen di wilayah tersebut.

Judith Nangiro dan Paul Choko, yang keduanya berusia 14 tahun, adalah murid di Kasemeri. Mereka bercita-cita menjadi dokter.

"Saya bercita-cita menjadi dokter karena saya ingin menyelamatkan nyawa," kata Nangiro.

Dia bahwa program makanan sekolah telah membantu dia dan teman-temannya tetap bersekolah.

Choko menuturkan cita-citanya secara lebih spesifik. "Kalau saya, saya bercita-cita menjadi ahli bedah," katanya

Dia mengatakan ada anak-anak yang datang ke sekolah karena tertarik dengan makanannya, dan jumlah anak-anak yang bersekolah meningkat seiring berjalannya waktu.

Country Director Program Pangan Dunia (World Food Program/WFP) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Abdirahman Meygag mengatakan sumbangan makanan semacam itu penting untuk menjaga impian para murid tetap hidup.

"Program makanan harian di sekolah menjadi dorongan yang kuat bagi keluarga miskin untuk mendaftarkan anak-anak mereka ke sekolah," kata Meygag.

Pada April, China melalui WFP mengalokasikan dana senilai 2 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp16.420) untuk penyediaan makanan bagi lebih dari 165.000 murid di 315 sekolah di kawasan tersebut.
 
Siswa berpartisipasi dalam seni menggambar dalam acara olah raga dan seni di Sekolah Dasar Kasemeri di Moroto, Uganda, (20/6/2024). (Xinhua/Hajarah Nalwadda)   


,

Menurut Duta Besar China untuk Uganda Zhang Lizhong, sejak 2018, China telah memberikan tiga batch bantuan pangan darurat untuk mendukung masyarakat paling rentan di Karamoja melalui WFP, memberi manfaat bagi hampir 500.000 orang.

Menteri Negara untuk Pendidikan Dasar Uganda Moriku Kaducu memuji China atas sumbangan tersebut, dan mengatakan bahwa makanan sangat penting dalam memastikan performa anak-anak di sekolah.

"Upaya-upaya ini merupakan dukungan langsung sekaligus investasi bagi masa depan anak-anak dengan 'memberi makan' pikiran dan tubuh," ujar Zhang.

Sumbangan-sumbangan tersebut merupakan bagian dari komitmen yang dibuat China dalam Dialog Para Pemimpin China-Afrika (China-Africa Leaders' Dialogue) di Johannesburg pada 2023 untuk membantu Afrika mengatasi krisis pangan saat ini, ungkapnya.

"Sumbangan-sumbangan itu juga merupakan contoh kerja sama Selatan-Selatan dan kerja sama trilateral antara China, Uganda, dan organisasi internasional," kata Zhang.
 
   Duta Besar Tiongkok untuk Uganda Zhang Lizhong berbicara di Sekolah Dasar Kasemeri di Moroto, Uganda, (20/6/2024). (Xinhua/Hajarah Nalwadda)


"Setiap anak berhak untuk belajar, untuk hidup sehat, untuk berkembang dan mewujudkan potensinya secara maksimal," ujarnya.

Menurut dia, akses terhadap pangan yang beragam, aman, dan bergizi sangat penting untuk memastikan bahwa pemberian makanan di sekolah menghasilkan dampak jangka panjang dan merupakan investasi besar baik dalam sumber daya manusia maupun perekonomian lokal.

Kaducu mengatakan bahwa sekolah adalah tempat yang tepat untuk membantu anak-anak memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan perilaku positif mengenai gizi, kebersihan, dan kesehatan serta menerapkannya di rumah dan dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut WFP, dana yang disumbangkan oleh China digunakan untuk melakukan pembelian di Uganda, yang memotivasi para petani lokal untuk menanam lebih banyak bahan pangan dan membantu meningkatkan penghidupan masyarakat setempat.

"Kami menyadari pentingnya menghubungkan pemberian makanan di sekolah dengan produksi pangan lokal," tutur Meygag, direktur WFP untuk negara tersebut.

Pada 2023, WFP membeli 2.300 metrik ton bahan pangan dari petani di Karamoja, menyuntikkan dana sebesar 1,9 juta dolar AS ke perekonomian lokal, imbuh Meygag.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
COPYRIGHT © ANTARA 2024