Purwokerto (ANTARA) - Budayawan Soegeng Rahardjo Djarot yang akrab disapa Eros Djarot mengajak seluruh budayawan di Tanah Air untuk tetap berpijak pada koridor sebagai bangsa Indonesia.

"Tugas budayawan, satu, budayawan itu harusnya sebagai messenger, pembawa pencerahan," kata Eros Djarot usai acara "Ngobrol Santai Bareng Mas Eros Djarot" di Sanggar Dalang Nawan, Desa Karangnangka, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu.

Dalam hal ini, kata dia, pembawa pencerahan merupakan tugas budayawan yang paling utama dan bukan untuk mencari ketenaran.

Sementara tugas kedua, lanjut dia, budayawan harus mencoba mengembangkan imajinasi, kreativitas, dan inovasi.

"Tapi tetap berpijak pada koridor sebagai bangsa Indonesia, seperti apa yang diamanatkan oleh Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Cobalah pelajari itu, masukkan ke ruang ini, koridornya ke sana," katanya.

Baca juga: Eros Djarot: Tugas wartawan memberikan pencerahan kepada masyarakat

Menurut dia, saat ini sebenarnya banyak pelaku seni dan budaya yang mengembangkan berbagai inovasi yang bagus tetapi ngaco. Bahkan, kata dia, berbagai inovasi yang bagus tersebut justru berpotensi menghancurkan budaya bangsa Indonesia.

"Dia jadi terkenal, hebat, petantang-petenteng, tetapi yang dihancurkan bangsanya. Bayangkan para selebgram bisa mencapai sukses dengan sekejap mata, proses hilang, kedalaman hilang, pemaknaan hilang, ketekunan hilang," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, para budayawan perlu memikirkan perlawanan budaya (control culture) agar budaya bangsa Indonesia kembali pada koridornya.

Menurut dia, budayawan jangan hanya mengurusi tari-tarian karena hal itu cukup ditangani oleh para seniman.

Baca juga: Anies Baswedan berkomitmen menjamin keberadaan budayawan

"Jangan dibilang budayawan kalau dia itu wedi (takut), tari-menari tok (saja). Tapi bagaimana tarian itu bagi bangunan utuh kebudayaan, itu baru ada sense of budayawan," katanya.

Eros Djarot juga mengajak budayawan, seniman, serta pelaku seni dan budaya, yang hadir di tempat itu untuk meningkatkan kreativitas karena kreativitas merupakan senjata yang paling hebat yang dapat menjadikan sesuatu bermanfaat bagi umat manusia.

"Juga imajinasi. Dua itu (kreativitas dan imajinasi) jangan pernah dihilangkan," katanya.

Selain Eros Djarot, acara ngobrol santai tersebut juga menghadirkan dua pembicara lain yang merupakan jurnalis senior yakni Farid Gaban dan Lukas Luwarso.

Baca juga: Wapres Ma'ruf harap sinergi budayawan Muslim dapat bentengi bangsa

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2024