Teminabuan (ANTARA) - Masyarakat Kokoda Utara, Kabupaten Sorong Selatan (Sorsel), Papua Barat Daya, menceritakan situasi saat 330 rumah warga terendam banjir dan berusaha untuk menyelamatkan warga lainnya dengan berenang dari rumah ke rumah untuk mengevakuasi warga saat musibah itu terjadi.

Tokoh Masyarakat Kampung Adona, Nikolas Takoye, di Teminabuan, Senin, mengatakan curah hujan yang cukup tinggi sejak 6 sampai 17 Juni 2024  membawa bencana banjir yang luar biasa hingga air menggenangi ratusan rumah warga.

"Awal mulanya karena hujan deras sekali pada tanggal 6 Juni 2024. Kemudian pada hari Sabtu (8/6/) mulai terjadi banjir. Hari Minggu subuh kita mulai berenang," kata Nikolas.

Pada saat terjadi banjir, lanjutnya, masyarakat yang memiliki perahu bisa menyelamatkan diri ke dusun-dusun. Sedangkan yang tidak punya perahu tinggal pasrah di rumah  dengan kondisi air perlahan mulai naik.

Baca juga: 330 rumah warga di Sorong Selatan terendam banjir

"Melihat situasi yang terjadi, selaku tokoh masyarakat tidak bisa lari meninggalkan masyarakat dalam kesusahan. Tetapi berupaya seadanya untuk mengecek keberadaan masyarakat dan memberikan solusi agar bisa menyelamatkan diri," ungkap Nikolas.

Selama rumah warga direndam banjir, siang, dan malam, pihaknya mengecek keberadaan warga dengan berenang dari satu rumah ke rumah yang lainnya.

"Saya merupakan tokoh masyarakat, sehingga tidak mungkin harus pergi meninggalkan para pengungsi, namun memilih untuk tinggal dan menyelamatkan masyarakat," ungkap Nikolas.

Saat menyelamatkan warga, kata dia, hal utama yang terpikirkan adalah keselamatan masyarakat. "Saya bilang jangan pikir barang-barang. Utamakan keselamatan diri saja. Jadi ada masyarakat yang tetap tinggal di rumah, dia palang kayu lebih tinggi di dalam rumah dan bisa duduk atau tidur di atasnya," ujar Nikolas.

Sementara soal kebutuhan makanan dan pakaian, sambungnya, masyarakat merasakan sangat kesulitan karena tidak bisa bergerak ke mana-mana.

Baca juga: Polisi evakuasi warga terjebak banjir di Kota Sorong

"Kecuali yang bisa mengungsi ke dusun, bisa bertahan hidup dengan apa adanya yang tersedia di hutan. Sementara soal pakaian yang tersisa hanya yang melekat di tubuh," ungkap Nikolas.

Ia mengatakan terdapat tiga kampung yang mengalami musibah tersebut, yaitu Kampung Kayo Biru, Kampung Adona, dan Kampung Udagaga.

Sementara itu Asisten II Setda Kabupaten Sorong Selatan Johan Hendrik Kokurule selaku Ketua Satgas Tanggap Darurat Bencana Daerah dalam arahannya memberikan apresiasi serta terima kasih kepada BPBD setempat dan rombongan yang akan menyalurkan bantuan tersebut kepada masyarakat korban banjir.

"Terima kasih atas kerja sama kita semua. Baik BPBD, TNI-Polri, tenaga medis dokter, dan perawat, serta semua yang terlibat dalam pelayanan kemanusiaan ini. Sekarang kita telah tiba di Tarof. Barang semua akan dipindahkan ke long boat dan kita akan menuju Kampung Adona untuk salurkan bantuan, serta tim medis akan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat," ungkap Yohan.

Baca juga: Pemkot Sorong normalisasi sungai upaya atasi banjir

 
 

Pewarta: Paulus Pulo
Editor: Risbiani Fardaniah
COPYRIGHT © ANTARA 2024