Denpasar (ANTARA) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Bali Sarles Brabar di Denpasar, Senin, menyebut rata-rata usia pernikahan muda bagi perempuan di Bali sudah melampaui target nasional.

“Kalau kita di Bali sampai hari ini rata-rata usianya berada di posisi 23 tahun, berarti lebih tinggi ini untuk perempuan,” kata dia di sela-sela kegiatan South-South Training Cooperation (SSTC) Knowledge Sharing for Interfaith Youth Leaders’ Best Practices on Adolescent Reproductive Health to Achieve Related Sustainable Development Goals 2030.

Dalam kegiatan tersebut BKKBN secara nasional mengumumkan hingga 2023 rata-rata pernikahan muda di Indonesia 22,1 tahun atau membaik dari sebelumnya.

Di Bali sendiri tren angka pernikahan muda selain melampaui nasional juga ikut semakin membaik, di mana menurut Sarles jika ditarik mundur ke tiga tahun silam angka pernikahan muda berada di rata-rata usia 20 tahun.

Menurut Kepala BKKBN Bali, belakangan kesadaran masyarakat terhadap usia pernikahan semakin tinggi, di mana orang tua lebih mengizinkan anaknya menikah ketika ekonominya sudah terjamin, sebab orang tua saat ini menginginkan penerusnya menjadi lebih baik dari dirinya.

Oleh sebab itu, BKKBN Bali saat ini lebih fokus kepada peningkatan kualitas manusia, karena rata-rata usia pernikahan muda di Bali sudah berhasil melewati rata-rata nasional.

“Kami hanya kuatkan di kualitas, lalu edukasi dan koordinasi dengan semua pihak, promosi kesehatan, keterlibatan mitra, dan BKKBN intervensi melalui program pelayanan keluarga berencana,” ujar Sarles.

Kesadaran masyarakat mengenai pentingnya memperhatikan usia melakukan pernikahan pertama bagi perempuan akhirnya memberi dampak terhadap rendahnya angka stunting.

Angka stunting 2023 Bali adalah 7,2 persen, di mana menurut Sarles salah satu penyebab rendahnya stunting adalah berkurangnya pernikahan atau kehamilan usia muda.

Namun demikian, dari catatan sementara angka stunting di Denpasar dan Badung naik, dengan penyebab utama masuknya pendatang yang berganti-ganti posyandu sehingga angkanya fluktuatif.

Untuk itu Sarles mengakui masih ada beberapa daerah dengan usia pernikahan muda di bawah 23 tahun atau berkisar di 22 tahun.

Baca juga: BKKBN: Data penurunan angka pernikahan perlu dikaji lebih komprehensif

Baca juga: BKKBN: Pendidikan semakin tinggi salah satu sebab usia menikah mundur

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Riza Mulyadi
COPYRIGHT © ANTARA 2024