Tanjungpandan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), merancang strategi pemulihan pariwisata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah ini.

"Merancang strategi sektor pariwisata kami anggap cukup penting, karena dilihat dalam beberapa waktu terakhir pariwisata Belitung mengalami penurunan," kata Penjabat Bupati Belitung Yuspian saat memimpin kegiatan sarasehan pemulihan pariwisata Belitung, di Tanjung Pandan, Senin.

Menurut dia, industri pariwisata Belitung mendapatkan pengaruh terhadap situasi nasional dan internasional, salah satunya adalah pandemi COVID-19.

Ia mengatakan, kondisi itu ditambah pula dengan terjadinya peperangan di belahan dunia, sehingga mempengaruhi kunjungan wisatawan internasional ke Belitung.

"Termasuk di masa transisi tahun politik, apalagi nanti di akhir tahun akan fokus kepada penyelenggaraan pilkada tentunya ini juga berpengaruh terhadap kondisi pariwisata," ujarnya.

Yuspian menambahkan, pariwisata sangat dipengaruhi oleh sejumlah aspek, seperti atraksi, amenitas, dan aksesibilitas.

Namun, kata dia lagi, aspek aksesibilitas sangat berperan penting bagi pariwisata Belitung khususnya menyangkut frekuensi penerbangan.

"Karena memang kalau di Belitung untuk aspek lainnya sudah baik seperti infrastruktur, jalan, dan hotel semuanya sudah baik jika dibandingkan daerah lain," katanya.

Pihaknya membuka ruang masukan dari berbagai pihak guna menyusun strategi pemulihan pariwisata Belitung.

"Maka dari itu Belitung sebenarnya kurang promosi atau memang harus memperbanyak atraksi pariwisata lagi itu yang harus dipikirkan. Kalau kita melihat data kunjungan wisata sampai Mei 2024 sudah ada sebanyak 95.673 wisatawan yang berkunjung ke Belitung," ujarnya.

Selain itu, ujar dia lagi, tantangan pariwisata Belitung adalah berkurangnya frekuensi penerbangan dari dan menuju Belitung, sehingga berdampak terhadap berkurangnya jumlah kunjungan wisatawan.

"Jumlah pesawat di Indonesia mengalami penurunan awalnya ada 600 pesawat yang melayani sekarang masih 400 pesawat. Akibatnya banyak penerbangan yang mengalami penundaan dan digabungkan, sehingga berkurangnya jumlah frekuensi penerbangan di daerah," katanya.

Menurutnya, di sisi lain Belitung juga membutuhkan penerbangan kelas bisnis guna mengakomodir wisatawan yang ingin berkunjung ke Belitung.

"Pariwisata Belitung bukan soal "mass tourism" lagi, namun "quality tourism" artinya segmen khusus," ujarnya.

Kepala Dinas Pariwisata Belitung Annyta di Tanjung Pandan mengatakan pemulihan pariwisata Belitung harus dilakukan secara bersama-sama.

"Karena pariwisata Belitung saat ini jauh turun dibandingkan pada saat pandemi COVID-19 lalu, kalau dulu masih ada event, namun di 2024 ini semakin turun. Jumlah penerbangan semakin sedikit dan ini berdampak kepada rekan-rekan pelaku pariwisata, mereka mengeluhkan berkurang jumlah wisatawan yang datang," katanya lagi.

Padahal, kata Annyta, Belitung sudah memiliki citra (branding) tersendiri seperti menjadi 10 destinasi wisata prioritas tanah air, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata, dan UNESCO Global Geopark (UGG).

"Belitung seharusnya mendapatkan prioritas dari pemerintah pusat, namun malah kita terlihat sama-sama saja dengan daerah lain," ujarnya.
Baca juga: Belitung promosikan wisata bahari melalui turnamen mancing
Baca juga: Produsen AMDK bersama IPI kurangi sampah plastik di destinasi wisata

Pewarta: Kasmono/Apriliansyah
Editor: Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2024