Jakarta (ANTARA News) - Musyawarah Nasional (Munas) II Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman (Apersi) berlangsung ricuh menjadi dua kubu yakni pendukung Fuad Zakaria Ketua lama dan pendukung dua kandidat calon Ketua Wahyu Nugroho dan Barkah Hidayat. Friksi dalam tubuh Apersi ini telah dirasakan sejak Sidang Tata Tertib (Tatib) pada Selasa malam (4/9) yang mana kedua kandidat Calon Ketua melakukan aksi walk out karena tidak menyetujui cara-cara pemilihan yang dianggap melanggar AD/ ART organisasi. "Melanggar AD/ART yang menyebutkan kedaulatan tertinggi berada di tangan anggota tetapi dalam Tatib kemudian dipelintir diarahkan kepada perwakilan Dewan Pengurus Daerah (DPD) yang diberi lima hak suara," kata Wahyu dalam jumpa pers bersama dengan Kandidat Calon Ketua lainnya Barkah Hidayat di Jakarta, Rabu. Wahyu menuding pendukung Ketua Umum lama telah melakukan cara-cara pemilihan yang tidak elegan (destruktif) dengan memaksakan kehendak soal pemberian mandat suara kepada lima perwakilan DPD karena sebenarnya masih terjadi silang pendapat soal itu. Seharusnya dalam menetapkan Tatib pengurus berpegang kepada AD/ART yang ditetapkan dalam Munas I tahun 2003 terkait hal itu kami mengambil sikap untuk walk out serta tidak akan melanjutkan Munas II, langkah ini terbukti diikuti lebih dari 100 pendukung yang tidak setuju dengan sistem pemilihan tersebut. Langkah walk out diambil untuk mengindarkan kerusuhan karena suasana yang semakin memanas. Kita mengambil sikap yang lebih santun karena rata-rata anggota berpendidikan dan menjabat direktur suatu perusahaan, jelasnya. Baik Wahyu maupun Barkah sepakat meskipun terjadi friksi namun mereka akan tetap mempertahankan keberadaan Apersi agar jangan sampai pecah karena keberadaan organisasi ini sangat penting dalam melaksanakan program pemerintah di bidang perumahan. Sementara Barkah Hidayat mengatakan, keberadaan Apersi akan tetap dipertahankan karena memang wadah bagi pengembang dalam menyampaikan aspirasi kepada pemerintah dalam pembangunan rumah bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah (MBR). Program diakui sangat bagus tetapi manfaat yang dirasakan anggota justru semakin berkurang karena hanya dirasakan segelintir elit yang dekat dengan pengurus seperti sosialisasi program Prasarana dan Sarana Umum (PSU) atau Prasarana Dasar dan Sarana Umum (PSDU), termasuk pemanfaatan dana Jamsostek, ucapnya. Barkah yang mengambil sikap terus maju mengatakan langkah yang ditempuhnya untuk menghindari Apersi dari salah urus karena sebagai kendaraan wadah tersebut memberikan manfaat bagi anggota. "Kalau tidak salah urus maka Apersi dapat menjadi kendaraan yang luar biasa, karena wadah kita memang menghususkan diri di bidang pembangunan Rumah Sederhana Sehat (RSH) sehingga industri ikutannya sangat banyak yang pada akhirnya menjadi salah satu faktor penggerak pertumbuhan ekonomi," ucapnya. Mengenai kemungkinan islah, kedua kandidat yang didukung sejumlah DPD tersebut mengatakan, akan melihat dulu eksistensi penyelesaian-nya seperti apa. Karena islah itu hanya alat yang terpenting kebenaran harus ditegakkan dulu.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006