Taipei (ANTARA News) - Taiwan Rabu mengubah nama bandaranya dari Bandara Internasional Chiang Kai-shek menjadi Bandara Internasional Taiwan Taoyuan, dalam rangka menyingkirkan nama yang berbau Cina. "Kabinet menyetujui pergantian nama itu hari ini," kata Yi Rong-tsung, wakil direktur Kantor Penerangan Pemerintah, dalam konperensi pers. "Perdana Menteri Su Tseng-chang menginstruksikan bahwa departemen terkait kalau perlu tahap demi tahap akan diganti dengan nama baru." Tsai Dui, direktur Lembaga Penerbangan Sipil, mengatakan bandara selanjutnya akan menggunakan TPE sebagai kode nama dan setengah tahun kemudian akan diperlukan mengamendemen pakta udara dengan negara-negara lain untuk merefleksikan perubahan nama. Taiwan mulai membangun bandara terbesar Taiwan pada tahun 1970-an, dan bermaksud memberi nama Taoyuan International Airport, berkaitan dengan lokasi bandara tersebut berada, yakni sekitar 40 kilometer baratdaya Taipei. Tetapi, ketika bandara tersebut dibuka pada 26 Februari 1979, namanya berubah menjadi Bandara Internasional Chiang Kai-shek, atas perintah anak Chiang Kai-shek, Chiang Ching-kuo, yang menggantikan ayahnya sebagai presiden setelah ayahnya meninggal pada 1975. Chiang Kai-shek kalah dalam Perang Sipil Cina melawan Komunis, dan melarikan diri ke Taiwan, di mana kemudian dia menjadi presiden dari 1949 sampai 2000. Tetapi, Partai Progresif Demokratik Independen merebut kekuasaan pada tahun 2000, dan berusaha menghapus semua pengaruh Chiang dan memutus hubungan Taiwan dengan Cina. Pada 12 Agustus, Presiden Chen Shui-bian mengatakan, kini saatnya bagi Taiwan untuk mengajukan permohonan bergabung dengan PBB di bawah nama Taiwan, dan menandaskan kedaulatan Taiwan, seperti mengubah nama bandara. Cina, yang melihat Taiwan sebagai bagian dari provinsinya, memperhatikan bahwa proses `de-sinosisasi` semakin pekat dan mengingatkan bahwa pihaknya akan menggunakan kekuatan untuk memaksa Taiwan, jika Taiwan menginginkan kemerdekaan, demikian DPA.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006