Probolinggo (ANTARA News) - Meski status Gunung Bromo (2.392 mdpl) di Probolinggo, Jatim, dinyatakan status Siaga, masyarakat Tengger yang tinggal di kawasan puncak gunung tersebut tetap akan melaksanakan upacara Yadnya Kasada sesuai rencana pada 6-7 September 2006. "Kami tetap akan melaksanakan upacara Yadnya Kasada, tidak ada perubahan, karena upacara ini merupakan kewajiban," kata sesepuh masyarakat Tengger, Supoyo, yang juga Kepala Desa Ngadisari, Probolinggo, Rabu. Aktivitas getaran tremor vulkanik Gunung Bromo sejak 2 September lalu terus meningkat. Jika sebelumnya angka amplitude getaran tremor vulkanik berkisar antara 0,5 hingga 5 mm, mengalami kenaikan dari 23 mm menjadi 26 mm. Supoyo mengakui masyarakat telah mengetahui bahwa pemerintah telah mengeluarkan peringatan tentang aktivitas Gunung Bromo yang kini meningkat sehingga dinyatakan dalam status Siaga. Tapi, status siaga itu tidak akan mengurungkan pelaksanaan Yadnya Kasada yang sudah disiapkan. Gunung Bromo bagi masyarakat Tengger yang penganut agama Hindu merupakan tempat suci yang juga tempat leluhur mereka. Karena itu, Yadnya Kasada sebagai wujud bhakti terhadap leluhur dan juga Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Kuasa) tetap akan dilaksanakan seperti biasanya. Hal yang sama juga diungkapkan Sesepuh Dukun Tengger, Mudjono bahwa Yadnya Kasada akan dilangsungkan seperti biasanya. Bahkan, dengan pelaksanaan upacara tersebut diharapkan Gunung Bromo tidak murka dan masyarakat selalu diberi keselamatan.

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006