Tokyo (ANTARA) - Jepang siap mengambil langkah yang tepat "kapan pun" terhadap pergerakan mata uang yang tidak stabil, kata diplomat tertinggi urusan mata uang negara itu pada Senin (24/6), saat yen mendekati level 160 (1 yen = Rp102) terhadap dolar Amerika Serikat (AS), level yang sebelumnya telah mendorong otoritas melakukan intervensi pasar.

Masato Kanda, Wakil Menteri Keuangan untuk Urusan Internasional, memperingatkan bahwa fluktuasi yen yang berlebihan berdampak negatif terhadap perekonomian. "Kami siap mengambil langkah yang tepat kapan pun," katanya kepada wartawan.

Nilai yen terus melemah setelah Bank of Japan pada bulan ini memutuskan menunda pengurangan stimulus pembelian obligasi hingga pertemuan Juli mendatang. Yen melemah hingga 159,94 per dolar AS dalam perdagangan awal pada Senin, level terendah sejak 29 April.

Kanda berkata bahwa dirinya menyadari penurunan nilai yen menuju 160 terhadap dolar AS telah meningkatkan kewaspadaan pasar mengenai putaran baru operasi pembelian yen dan penjualan dolar yang mungkin akan terjadi.

Seraya menyampaikan bahwa otoritas Jepang tidak memiliki pandangan tertentu mengenai level yen yang dicapai saat intervensi harus dilakukan, Kanda menegaskan kembali bahwa pergerakan mata uang harus stabil, mencerminkan fundamen ekonomi.

"Jika (dolar AS) bergerak beberapa yen setelah dirilisnya satu indikator ekonomi atau komentar seseorang, fluktuasi tersebut tidak didasarkan pada fundamen. Pada saat seperti itu, kita tidak punya pilihan selain menilai bahwa fluktuasi tersebut didorong oleh spekulan," imbuh Kanda.

Pada 29 April ketika nilai yen menyentuh level terendah dalam 34 tahun di angka 160,245 per dolar AS, otoritas Jepang melakukan intervensi pasar dan menghabiskan sekitar 9,8 triliun yen untuk menopang mata uang tersebut.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2024