Poso, Sulteng (ANTARA News) - Koalisi 30 LSM yang tergabung dalam Poso Center menilai berulangannya peristiwa ledakan bom di wilayah Kabupaten Poso menunjukkan aparat keamanan telah gagal menjamin rasa aman di bekas daerah konflik itu. Koordinator Poso Center, Soraya Sultan, di Poso, Kamis, mengatakan korban masih berjatuhan di Poso sekalipun jumlah pasukan tempur (TNI dan Brimob) di Poso saat ini mencapai dua batalyon, belum termasuk penempatan Polisi Masyarakat (Polmas) di desa-desa dalam rangka operasi Lanto Dago. "Olehnya Polisi harus mengusut dan menangkap pelaku Bom di desa Tangkura, termasuk sejumlah aksi teror lainnya," katanya. Poso Center, lanjut Soraya, mensinyalir ledakan bom yang menewaskan seorang warga sipil itu merupakan lanjutan provokasi secara sistematis melalui operasi intelijen. "Kami mensinyalir adanya operasi intelijen yang dilakukan secara sistimatis untuk memprovokasi penggunaan identitas agama dalam kaitannya dengan kontroversi rencana eksekusi Tibo cs yang muncul di Poso, Tentena dan Palu," ujar Soraya yang juga Ketua Kelompok Perjuangan Kesetaraan Perempuan Sulteng. Lebih lanjut Soraya mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hendaknya segera membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) guna memperoleh fakta dan informasi yang obyektif, jujur, dan menyeluruh tentang kekerasan Poso 1998 - 2006, serta merekomendasikan penyelesaian kekerasan Poso secara komprehensif. "Termasuk mencegah berlangsungnya kekerasan secara terus menerus, sebab berbagai operasi keamanan telah digelar dengan dana yang besar belum memberikan hasil yang maksimal," katanya menegaskan. Ledakan yang terjadi sekitar pukul 10.00 Wita di sebuah rumah kosong di Desa Tangkura itu menewaskan Jhon Tobeli (50) yang sedang mampir buang air kecil. Ros Sancuu (45), istri korban, selamat dari ledakan karena tidak ikut masuk ke dalam rumah, tapi memilih menunggui sepeda motor yang di parkir di pinggir jalan. Pasangan suami-istri ini sedang dalam perjalanan ke kota Poso untuk mengurus suatu keperluan. Bom yang meledak di desa Tangkura ini merupakan kasus yang berulang, sejak Januari hingga awal September 2006 telah terjadi delapan kasus ledakan Bom di Poso, dua kasus diantaranya menyebabkan seorang meninggal dunia dan seorang lagi cacat seumur hidup.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006