Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berupaya mengoptimalkan trayek kapal rede demi meningkatkan konektivitas dan layanan kepada masyarakat di wilayah 3TP (tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan).

"Untuk mengoptimalkan konektivitas transportasi laut bagi masyarakat yang berada di daerah 3TP serta belum terakomodirnya oleh angkutan perintis, kami terus mendorong penyelenggaraan angkutan perairan di pelabuhan dengan melakukan optimalisasi trayek-trayek kapal rede," kata Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Hartanto dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Menurutnya, kehadiran kapal rede diperuntukkan sebagai feeder atau penghubung menuju pelabuhan-pelabuhan atau tempat-tempat yang tidak dapat disandari oleh kapal utama, dikarenakan fasilitas pelabuhan yang belum lengkap atau pun faktor lainnya.

Hartanto menuturkan bahwa pihaknya telah menggelar kegiatan Pembinaan dan Pemetaan Data Dukung Usulan Trayek Angkutan Perairan di pelabuhan (Rede Transport) tahun anggaran 2025 pada Selasa (25/6), di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.

"Kegiatan itu untuk evaluasi serta pembinaan dan pemetaan data dukung pelayanan angkutan perairan yang merupakan inovasi dari tim Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut selaku Direktorat Teknis Penyelenggaraan Angkutan Perairan di Pelabuhan," ujar Hartanto.

Dia menyampaikan, angkutan perairan di pelabuhan (Rede Transport) merupakan satu kesatuan dengan penyelenggaraan angkutan laut perintis maupun angkutan laut dengan kewajiban pelayanan publik atau Public Service Obligation (PSO).

"Pelayanan angkutan perairan di pelabuhan (Rede Transpot) merupakan sarana yang sangat dibutuhkan masyarakat dari dermaga ke kapal," ujarnya.

Ia mengatakan, angkutan laut rede telah beroperasi selama 8 tahun, sebagai bentuk kehadiran negara dalam membantu mobilitas penumpang dan barang, serta sebagai feeder atau penghubung menuju pelabuhan-pelabuhan atau tempat-tempat yang tidak dapat disinggahi oleh kapal utama dikarenakan fasilitas pelabuhan yang belum lengkap.

Dalam perjalanannya, kata Hartanto, pengoperasian kapal rede tidak hanya melayani dari pelabuhan atau dermaga ke kapal utama, tetapi juga melayani dari satu pulau ke pulau lainnya dalam satu wilayah pelabuhan dengan daerah pelayaran terbatas.

Pelayaran terbatas tersebut berada dalam daerah pelayaran yang meliputi jarak dengan radius 100 mil laut dari suatu pelabuhan tujuan.

Hartanto menyampaikan bahwa dengan terbatasnya layanan pada kapal rede, diharapkan adanya perubahan pola layanan kapal rede menjadi pelayaran terbatas.

Selain itu, diikuti dengan perubahan nomenklatur sehubungan dengan kegiatan rede yang pada tahun-tahun berikutnya akan melayani antar pulau, dermaga, dan kapal utama.

Kepala Subditektorat Angkutan Dalam Negeri Hasan Sadili menjelaskan, pada awalnya kapal rede diciptakan untuk konektivitas transportasi bagi kapal penumpang yang singgah di pelabuhan dan tidak memiliki dermaga.

"Kapal Rede pada perkembangannya tidak hanya mengangkut penumpang dari kapal perintis, namun juga kapal dari kapal PT Pelni. Salah satunya yakni seperti di Tanjung Balai Karimun, Karimun Jawa, dan Labuan Bajo," ujar Hasan.

Menurut Hasan, dengan trayek sebanyak 16 kapal rede pada tahun 2024 telah membantu memperlebar cakupan angkutan laut yang tidak dapat memasuki wilayah 3TP di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut berkomitmen untuk terus mengevaluasi adanya layanan kapal rede tersebut agar penggunaannya optimal, serta kolaborasi dan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.

"Kami juga mengimbau agar sebaiknya kapal rede tidak digunakan untuk beroperasi pada jarak yang jauh karena beberapa keterbatasan yang ada pada kapal rede," kata Hasan.

Baca juga: Kapal perintis bantuan dari Kemenhub tiba di Ternate
Baca juga: Kapal perintis mulai pelayaran perdana di wilayah 3TP di Malut
Baca juga: Pelni layani 30 trayek kapal perintis di 18 wilayah pada 2024


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2024