Yangon (ANTARA) - Orang-orang mengantre di Depot Grosir Beras dan Padi (Wardan) di Yangon, Myanmar, untuk membeli beras dengan harga yang lebih murah di tengah kenaikan harga.

"Saya datang ke sini untuk membeli beras karena harganya lebih terjangkau daripada di pasar di luar. Perbedaan harganya sekitar 40.000 kyat (100 kyat Myanmar = Rp782) per karung dengan bobot sekitar 48 kg. Membeli di sini memberikan sedikit keringanan, dan dengan sisa uang yang ada, kami bisa membeli minyak dan kebutuhan dapur lainnya," kata seorang warga bernama Hla Hla Thein (63).

"Saya datang ke sini untuk membeli beras karena saya mendengar bahwa federasi beras mendistribusikan beras dengan harga yang terjangkau. Dengan membeli beras di sini, kami menghemat sekitar 40.000 hingga 50.000 kyat per karung dibandingkan di pasar lain," tutur Ma Swe (42), warga lainnya.

"Bagi orang biasa seperti kami, harga yang lebih murah membawa perbedaan besar, memungkinkan kami untuk membeli kebutuhan lainnya. Bagi keluarga kami, satu karung beras cukup untuk satu bulan. Saya menunggu hampir dua jam karena di sini sangat ramai," kata warga bernama Zin Phyu Soe (26) saat sedang mengantre untuk membeli beras.
 
Orang-orang mengantre untuk membeli beras di luar Depot Grosir Beras dan Padi di Yangon, Myanmar, 25 Juni 2024. (ANTARA/Xinhua/Myo Kyaw Soe) 


Di bawah kepemimpinan Federasi Beras Myanmar, Asosiasi Pedagang Beras dan Padi Myanmar, Asosiasi Penggilingan Padi Myanmar, dan Asosiasi Produsen Padi Myanmar, depot-depot grosir beras dan padi melaksanakan sebuah program untuk menjual beras dengan harga yang lebih murah kepada para konsumen, menurut federasi itu

Program tersebut, yang dimulai tiga tahun lalu, dilakukan setiap tahunnya. Untuk tahun ini, program itu dimulai pada Senin (24/6) dan akan terus berlanjut hingga harga beras stabil di pasaran, menurut Depot Grosir Beras dan Padi (Wardan).

"Saat ini, program ini hanya ada di Yangon. (Program) ini bermanfaat bagi masyarakat di sini, tetapi akan lebih baik jika bisa menjangkau seluruh penjuru negeri. Mereka menggunakan sistem penjatahan, menjual dua karung per rumah tangga. Hal ini memastikan setiap orang mendapatkan bagian yang adil dan mencegah penimbunan. Bahkan jika Anda memiliki lebih banyak uang, Anda tidak boleh membeli lebih banyak, jadi ini seimbang dan mencegah terjadinya panic buying," ujar seorang warga bernama Nwe Nwe Win (44).

Setiap rumah tangga diperbolehkan untuk membeli dua karung, yakni satu dengan kualitas tinggi dan satu dengan kualitas biasa, dan mereka hanya boleh membeli satu kali dalam sebulan. Pedagang dan penjual grosir dilarang untuk membeli. Para pembeli harus membawa salinan kartu keluarga dan kartu tanda penduduk saat melakukan pembelian, menurut Federasi Beras Myanmar.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2024